Selasa, 30 Agustus 2016

Mengapa Harus Politik?

Mengapa Harus Politik?

Ditulis oleh
Muhamad Yoga Prastyo
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Duta Baca Soedirman 2016

Bagi sebagian kalangan muda saat ini, mungkin politik merupakan sesuatu yang paling tidak menarik untuk diikuti perkembangannya. Bahkan untuk mendengar namanya saja agaknya cukup membuat telinga gatal. Politik bagi kalangan muda saat ini hanya utopia belaka yang tidak mungkin dapat berjalan dengan baik sebagaimana harapan masyarakat banyak Indonesia.
Generasi muda saat ini sudah terlalu jenuh dengan keadaan politik bangsa yang semakin amburadul, dimana para sebagian oknum elit politik memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadinya saja. Praktek seperti korupsi, kolusi, nepotisme, penyalahgunaan fasilitas Negara dan money politic dalam pemilu sudah bukan menjadi kebudayaan lagi, melainkan vested interest, sudah menjadi darah daging. Sehingga wajar atas dasar hal tersebut generasi muda cenderung memilih jalannya sendiri, menjadi apatis.
Lantas apakah dengan kondisi tersebut politik bisa mendapatkan tempat di kalangan pemuda? Tentu bisa. Perguruan Tinggi merupakan wadah paling tepat untuk menampung para pemuda dalam berpolitik. Perguruan Tinggi tidak hanya sebagai tempat belajar sesuatu secara tekstual, melainkan lebih dari itu. Perguruan Tinggi dapat dijadikan tempat berekspresi, bersosialisasi, dan berorganisasi bagi para pemuda, dalam hal ini Saya sebut mahasiswa. Perguruan Tinggi seharusnya bisa dimanfaatkan menjadi titik awal untuk memulai politik, lebih tepatnya memulai mendalami dunia politik.
Melihat dari realita kasus di atas dapat Saya pahami bahwa politik bukan hanya dimiliki oleh generasi tua saja, melainkan generasi muda juga mempunyai andil dalam berpolitik. Generasi muda seharusnya bisa mendalami politik lebih dalam lagi. Demokrasi memberikan instuksi bahwa setiap warga negara berhak menyumbangkan suaranya demi Negara.  Satu hal yang Saya pahami lagi bahwa dengan berpolitik kita bisa menciptakan suatu karya orisinil yang tidak ternilai harganya. Sebuah karya dalam bentuk ide dan gagasan yang mulia untuk membangun Negara.
Politik adalah alat utama berjalannya roda pemerintahan. Namun ironis ketika berbicara politik hanya sebatas orang-orang yang ada di kursi parlemen, lengkap dengan berbagai kasus penyimpangan jabatan politiknya. Berbicara politik lebih dari itu, berbicara dan berdiskusi dengan teman, keluarga dan kelompok lainnya tentang segala aspek permasalahan dalam sistem birokrasi dan pemerintahan, kesejahteraan masyarakat, kemiskinan dan permasalahan sosial lain beserta solusinya, sejatinya kita telah turut andil dalam berpolitik. Namun apakah masih banyak pemuda di luar sana yang masih tertarik untuk membicarakan hal-hal tersebut?
Jika kita bandingkan dengan catatan sejarah, kondisi generasi muda saat ini bisa dibilang ada di fase kritis dalam hal nasionalisme kebangsaan. Kita bisa lihat ketika era pra-kemerdekaan, para generasi muda berduyun-duyun berpartisipasi dalam bidang politik, minimal mereka dengan semangat memberikan buah pikirannya demi Indonesia. Banyak berdirinya organisasi pemuda dan kemahasiswaan baik itu di dalam negeri atau di luar negeri merupakan bukti bahwa mereka mempunyai semangat tinggi dalam berpolitik untuk Indonesia. Idealisme mereka digunakan untuk kepentingan Negara. Hal yang sama pun terjadi pada era reformasi 18 tahun lalu.
Bukan sepenuhnya salah para pemuda memang jika memilih apatis terhadap politik mengingat apa yang dilakukan para elit politik akhir-akhir ini . Salah satu PR baru yang harus dicari solusinya adalah menghidupkan lagi semangat untuk nasionalisme kebangsaan bagi semua kalangan. Hal ini bisa dikaji oleh para praktisi kenegaraan, politikus, para akademisi dan mahasiswa termasuk dalam hal ini Saya sebagai mahasiswa politik mengapa ketertarikan anak muda dalam berpolitik itu sangat minim. Kasus di atas seharusnya tidak terjadi  mengingat Indonesia mempunyai banyak lembaga dan partai-partai politik yang seharusnya bisa memberi contoh baik dalam berpolitik.
 Saya sadari bahwa menurunnya semangat para pemuda ini bukan karena mereka memilih untuk tidak peduli, namun mereka tidak mempunyai pilihan lain. Kita lihat dari fakta yang terdekat seperti misalnya tidak berjalan secara maksimalnya fungsi organisasi kepemudaan baik yang ada di lingkungan desa dan sekolah-sekolah dalam membentuk kepribadian kadernya dengan baik bisa menjadi salah satu pemicu mengapa para pemuda tidak tertarik untuk berorganisasi dan belajar untuk ikut serta dalam  berpolitik. Faktor lain adalah tidak efektifnya partai politik yang ada di daerah-daerah dalam mengedukasi masyarakat sekitar untuk ikut belajar politik. Adanya partai politik yang salah satu kewajibannya mengedukasi kadernya dan masyarakat tentang politik tidak pernah bisa berhasil membuat masyarakat teredukasi. Bagaimana bisa berhasil jika partai politik hanya melakukan pendekatan kepada masyarakat ketika menjelang pemilihan umum saja, bukan pendekatan secara persuasif dan partisipatif sehingga masyarakat mengerti secara seksama apa itu politik dan merasakan bagaimana berpolitik sesungguhnya.
Dalam sudut pandang saya ada beberapa cara dalam menghidupkan kembali semangat nasionalisme dan budaya berpolitik. Salah satunya dan menjadi tugas saya setelah menjadi mahasiswa  nanti adalah mengedukasi kembali masyarakat seefektif mungkin. Membantu membenahi kinerja organisasi kepemudaan di tingkat desa dan sekolah-sekolah merupakan hal yang wajib dilakukan demi menghidupkan budaya politik. Sosialisasi kepada masyarakat tentang semangat kebangsaan juga wajib dilakukan, dan ini dibutuhkan kerja sama seluruh lapisan masyarakat. Aparat desa sebagai lembaga terdekat harus rajin mengajak warga untuk berpartisipasi dalam agendanya. Ini akan memberikan pengetahuan secara tidak langsung kepada masyarakat tentang agenda pemerintahan sehingga masyarakat tidak buta politik. Pemerintah harus bisa mengajak warganya dalam berpolitik, khususnya para remaja yang kelak akan melanjutkan kendali pemerintahan yang baru.
Mengedukasi masyarakat ini juga merupakan PR yang harus kita kerjakan bersama-sama, khususnya kami sebagai mahasiswa Ilmu Politik. Saya meyakini bahwa masa depan pemegang kendali pemerintahan dan jajarannya masih cerah, masih bisa diisi oleh orang-orang yang kompeten dan bertanggung jawab di bidangnya. Karena sesungguhnya  ketidakpuasan masyarakat dengan apa yang terjadi pada pemerintahan sekarang ini masih bisa dibenahi.
Bagaimanapun juga suatu bangsa harus memerhatikan generasi mudanya. Para generasi muda inilah yang nantinya akan melanjutkan tonggak pemerintahan selanjutnya. Melalui politik kita bisa kembali menjadi bangsa yang berjaya dan disegani oleh dunia, kita bisa memperbaiki seluruh aspek kehidupan negeri ini dan itu hanya bisa dilakukan jika seluruh jajaran pemerintahan mempunyai kompetensi dan tanggung jawab. Edukasi politik secara persuasif  harus terus dilakukan oleh semua orang yang mengerti politik. Indonesia membutuhkan perbaikan dalam sistem kepemerintahan dan itu hanya bisa dilakukan melalui pendidikan.
Pendidikan dibuat untuk mencerdasakan kehidupan masyarakat. Kewajiban kita sebagai mahasiswa bukan hanya sekedar mencari ilmu, namun kita juga harus menyalurkan apa yang kita ketahui, kepada mereka yang belum mengerti. Mahasiswa disiapkan untuk tidak menjadi robot, melainkan disiapkan untuk mengabdi kepada masyarakat dan Negara. Kebodohan dan ketidaktahuan akan terus berlangsung di negeri ini, jika yang mengerti hanya diam dan tidak peduli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar