Info Seputar Hari Raya Idul Adha
by Tofah Yuliantika
Hari Raya
Idul Adha merupakan salah satu momen penting bagi umat Islam yang jatuh pada
tanggal 10 Dzulhijjah. Jika dihitung setelah Hari Raya Idul Fitri, maka Idul
Adha tepat berselang 70 hari. Hari Raya Idul Adha disebut pula sebagai Hari Raya
Haji karena pada hari tersebut bersamaan dengan puncak pelaksanaan ibadah haji,
yaitu ketika para jamaah haji melakukan lempar jumrah atau melempar batu
kerikil ke tiga tiang yang melambangkan iblis. Ketiga tiang tersebut adalah
jumrah aqobah, wustho, dan shugro/ula. Pelaksanaan tersebut dilakukan di Mina,
Arab Saudi. Selain Hari Raya Haji, Idul Adha disebut juga dengan Hari Raya
Kurban karena pada hari tersebut identik dengan penyembelihan hewan kurban yakni
kambing, sapi, dan unta.
Bicara
tentang Idul Adha, kita tidak bisa lepas dari sejarah nabi Ibrahim as. dan nabi
Ismail as.. Dalam kisah nabi Ibrahim as. diceritakan bahwa beliau merupakan
seorang peternak yang sukses, namun beliau tidak pernah merasa sombong. Suatu
ketika, beliau ditanya perihal kepemilikan hewan ternaknya, dan beliau menjawab
bahwa beliau memiliki semuanya itu hanya bersifat sementara. Sejatinya semua
hewan ternak yang dimiliknya merupakan titipan dari yang maha kuasa (Allah),
yang apabila sudah waktunya, semua titipan tersebut akan diambil kembali
oleh-Nya, bahkan Ismail as. sekalipun yang merupakan anak kesayangannya. Untuk
menguji kebenaran dari ucapan tersebut, Allah memerintahkan beliau lewat
mimpinya, bahwa beliau harus bersedia mengobankan anaknya, Ismail as., untuk
disembelih. Awalnya beliau enggan untuk melakukan perintah tersebut, namun
dengan persetujuan istri dan keikhlasan Ismail as., beliau memantapkan
keputusannya. Namun, ketika beliau hendak memotong leher anaknya, Ismail as.
telah digantikan dengan seekor domba. Dengan begitu Ismail as. terlepas dari
kematian, dan hari itu menjadi hari pertama dilaksanakannya penyembelihan hewan
kurban atau perayaan Idul Adha.
Sebelum
Hari Raya Idul Adha, umat islam yang tidak melaksanakan ibadah haji disunahkan
untuk melakukan puasa Tarwiyah dan Arafah terlebih dahulu. Puasa tersebut
dilakukan selama dua hari sebelum hari raya, yaitu tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah.
Puasa pada tanggal 8 Dzulhijjah disebut puasa Tarwiyah, sedangkan puasa pada
tanggal 9 Dzulhijjah disebut puasa Arafah. Puasa pada tanggal tersebut
merupakan wujud penghormatan kepada para jamaah haji yang sedang melakukan
Tawwaf Qudum di Masjid Al Haram, Makkah, dan Wukuf di padang Arafah.
Keistimewaan bagi para umat Islam yang melakukan puasa tersebut adalah
dosa-dosanya telah dihapus atau dimaafkan oleh-Nya selama 3 tahun, yaitu 1
tahun yang telah lewat, 1 tahun sesudah dan 1 tahun yang akan datang.
Perayaan
Idul Adha biasanya diperingati dengan Sholat Ied terlebih dahulu yang dilanjutkan
dengan penyembelihan hewan kurban. Pelaksanaan sholat Ied Idul Adha sama dengan
sholat Ied Idul Fitri. Seletah pelaksanaan sholat Ied, terkadang para ustadz
menambahkan sedikit ceramah sebelum penyembelihan hewan kurban. Penyembelihan
hewan kurban tidak diharuskan untuk semua orang, melainkan hanya untuk orang-orang
yang mampu.
Tidak semua
hewan bisa untuk di kurbankan. Hewan yang dikurbankan harus memenuhi beberapa
syarat, yaitu berjenis kelamin jantan, sudah berumur atau dewasa, sehat fisik
maupun jiwa, dan tidak memiliki kecacatan. Ketentuan dalam berkurban juga
tergantung pada hewan apa yang dikurbankan. Kambing hanya untuk kurban satu
orang, sapi untuk tujuh orang, dan unta untuk sepuluh orang, namun
diperbolehkan pahalanya diniatkan untuk satu keluarga. Selain ketentuan
tersebut, berkurban juga diperbolehkan dengan mengatasnamakan orang yang telah
meninggal.
Pelaksanaan
penyembelihan hewan kurban biasanya dilakukan secara bersama-sama atau
gotong-royong antar warga. Warga laki-laki biasanya bekerja dari penyembelihan,
pembersihan, pemotongan, hingga pembagian. Warga perempuan biasanya bekerja di
dapur, memasak makanan yang akan dimakan bersama-sama dengan warga yang
membantu dalam penyembelihan hewan kurban.
Pembagian
daging hewan kurban biasanya dibagikan secara merata untuk warga yang beragama
Islam, namun diprioritaskan untuk beberapa golongan. Golongan yang
diprioritaskan adalah keluarga yang menjadi tanggungan orang yang berkurban,
warga yang kurang mampu (fakir dan miskin), yatim piatu, dan pengurus masjid.
Di
samping pelaksanaan peringatan hari raya
Idul Adha, terdapat beberapa hari tasyrik atau hari dimana diharamkannya umat
islam untuk melakukan puasa karena pada hari tersebut umat islam dianjurkan
untuk makan dan minum. Menurut ajaran Islam, hari tasyrik juga dapat diartikan
sebagai hari dzikir. Dzikir yang dimaksud adalah berdzikir kepada Allah dengan
membaca takbir Allah setelah melakukan sholat wajib. Hari tasyrik tersebut
adalah tanggal 10 Dzulhijjah atau saat Idul Adha itu berlangsung, dan tiga hari
setelah Idul Adha berlangsung, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar