Selasa, 30 Agustus 2016

Karyaku Untuk Bangsa Yang Lebih Baik

Karyaku Untuk Bangsa Yang Lebih Baik

Ditulis oleh
Roby Ardiansyah
Fakultas Ilmu Budaya
Duta Baca Soedirman 2016

Sewaktu kecil pernahkah terlitas dibenak kalian,apa yang akan kalian lakukan kelak ketika dewasa?Tentu pernah bukan?Mulai dari cita - cita yang ingin dicapai, sampai sesuatu yang mungkin tidak masuk akal seperti ingin terbang mungkin.Tetapi,seiring dengan berjalannya waktu,pola pikir kita pun ikut berubah.
Mahasiswa,sebutan itu yang mungkin akan aku dapatkan dalam waktu dekat .Mahasiswa tentu tidak sama dengan pelajar SMA yang hanya menunggu tugas dari guru mereka. Mahasiswa juga bukan sebuah status untuk kebanggan semata. Namun mahasiswa adalah status yang disematkan kepada pemuda – pemudi Indonesia yang aktif berperan terhadap dirinya sendiri, masyarakat luas, juga bangsanya.
Sebagai mahasiswa,kita harus mulai memikirkan apa yang dapat kita lakukan untuk masyarakat maupun almamater/universitas.Kita dituntut untuk terus berinovasi sesuai dengan perkembangan zaman,baik dari segi informasi maupun teknologi.Maka dari itu,di saat atau seusai melalui masa perkuliahan pasti akan menghasilkan suatu karya.Nanti,saat aku telah berhasil mendapat gelar sarjana Bahasa Indonesia,aku berencana untuk mendirikan sebuah taman baca atau mungkin perpustakaan yang bisa diakses oleh kalangan umum.Tentu ini merupakan cara untuk meningkatkan minat membaca masyarakat
Mengapa perpustakaan?Berdasarkan survei UNESCO minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya, dalam seribu masyarakat hanya ada satu masyarakat yang memiliki minat baca.Minat baca literasi masyarakat Indonesia masih sangat tertinggal dari negara lain. Dari 61 negara, Indonesia menempati peringkat 60.Banyak faktor yang menyebabkan kemampuan membaca anak-anak Indonesia tergolong rendah. Pertama, ketiadaan sarana dan prasarana, khususnya perpustakaan dengan buku-buku yang bermutu dan memadai. Bisa dibayangkan, bagaimana aktivitas membaca anak-anak kita tanpa adanya buku-buku bermutu.   Untuk itulah, ketiadaan sarana dan prasarana, khususnya perpustakaan dengan buku-buku bermutu menjadi suatu keniscayaan bagi kita. Kedua, banyaknya keluarga di Indonesia yang belum mentradisikan kegiatan membaca. Padahal, jika ingin menciptakan anak-anak yang memiliki pikiran luas dan baik akhlaknya, mau tidak mau kegiatan membaca perlu ditanamkan sejak dini. Bahkan, Fauzil Adhim dalam bukunya Membuat Anak Gila Membaca (2007) mengatakan, bahwa semestinya memperkenalkan membaca kepada anak-anak sejak usia 0-2 tahun. Mengapa? Karena, pada masa 0-2 tahun perkembangan otak anak amat pesat (80% kapasitas otak manusia dibentuk pada periode dua tahun pertama) dan amat reseptif (gampang menyerap apa saja dengan memori yang kuat). Bila sejak usia 0-2 tahun sudah dikenalkan dengan membaca, kelak mereka akan memiliki minat baca yang tinggi. Dalam menyerap informasi baru, mereka akan lebih enjoy membaca buku ketimbang menonton TV atau mendengarkan radio
Di samping itu, orangtua juga perlu menetapkan jam wajib baca. Tiap anggota keluarga, baik orangtua maupun anak-anak diminta untuk mematuhinya. Di tengah kesibukan di luar rumah, semestinya orangtua menyisihkan waktunya untuk membaca buku, atau sekadar menemani anak-anaknya membaca buku. Dengan begitu, anak-anak akan mendapatkan contoh teladan dari kedua orang tuanya secara langsung.Sedangkan di tingkat sekolah, rendahnya minat baca anak-anak bisa diatasi dengan perbaikan perpustakaan sekolah. Seharusnya, pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah bisa lebih bertanggung jawab atas kondisi perpustakaan yang selama ini cenderung memprihatinkan. Padahal, perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi siswanya. Dengan begitu, masalah rendahnya minat baca akan teratasi.Perkembangan iptek yang semakin maju tentu memiliki sisi positif dan negatif.Hal ini juga berpengaruh pada minat baca masyarakat.

Maka dari untuk meningkatkan minat baca masyarakat,diperlukan adanya campurtangan dari kita.”Kalau bukan kita,siapa lagi?”,pepatah itu perlu kita tanamkan dalam diri seorang sebagaimana perannya sebagai agent of change. Angent of change atau dalam bahasa indonesia disebut dengan agen perubahan,yang berarti mahasiswa berperan besar dalam dalam proses pembentukan suatu bangsa.menjadi lebih baik.Sejarah mencatat,mahasiswa telah melakukan banyak perubahan besar,salah satunya dengan tuntutan mahasiswa yang terjadi pada Orde Baru yang pada akhirnya orde tersebut digantikan oleh Orde Refomasi.
Dari hal di atas,mendorongku untuk berpikir bagaimana caranya untuk membuat bangsa lebih baik,tentunya dengan caraku sendiri.Dan yang terpikirkan olehku adalah,untuk membatu orang/anak - anak yang belum beruntung dari aspek ekonomi sehingga mereka belum bisa mengenyam pendidikan.aku pikir membuat sebuah rumah singgah bisa jadi solusi yang tepat.
Dengan begitu anak - anak yang putus sekolah maupun tidak bersekolah karena aspek ekonomi,dapat tetap menimba ilmu.Rumah singgah ini akan aku bangun di daerah yang belum merata lembaga pendidikannya.Selain untuk anak - anak,tempat ini juga diperuntukan bagi para masyarakat atau orang tua yang buta huruf,untuk kemudian dibimbing dalam belajar baca tulis.
Sebenarnya banyak kendala untuk mewujudkan hal tersebut,salah satunya buku itu tersendiri,Stok buku bekas layak pakai tentu sulit untuk dicari,karena minat membaca masyarakat yang kurang,mempengaruhi jumlah buku bacaan yang dibeli atau dimilikinya.Selain masalah pasokan buku bekas,masalah sosialisasi juga jadi kendala.Kita perlu meluruskan pola pikir orang tua anak yang menganggap pendidikan sebagai nomor dua,menomor satukan anak untuk bekerja membantu perekonomian keluarga.”Yang penting kerja,dan asap dapur ngepul tiap hari” adalah pemikiran yang harus diubah oleh orang tua.Tidak ada salahnya mememang jika anak ikut bekerja membantu orangtua,akan tetapi orangtua juga tidak bisa megambil hak anak untuk mendapatkan pendidikan.
Kebutuhan akan pendidikan mutlak diperlukan guna menciptakan generasi muda yang berwawasan luas serta berbudi pekerti luhur.Tujuan ini tidak akan serta - merta terwujud tanpa peran aktif dari kita,masyarakat,serta pemerintah.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar