Selasa, 30 Agustus 2016

Karyaku Untuk Almamater dan Indonesia Tercinta

Karyaku Untuk Almamater dan Indonesia Tercinta

Firdian Achmad Izom
Faperta
Duta Baca Soedirman 2016

Ketika toga dan sandang gelar sarjana pertanian telah aku dapat kelak aku akan mengabdikan ilmu yang telah kudapat untuk kepentingan nusa dan bangsa serta Univresitas tercinta Univresitas Jendral Soedirman. Dengan melihat kondisi pertanian di Indonesia ini yang para petaninya sudah semakin terpuruk karena tertindas oleh kegiatan impor yang sudah tidak terkendalikan dan seolah-olah petani kita tidak mampu mencukupi kebutuhan kita sendiri. Sebagai contoh yaitu impor beras dann kedelai yang semakin meningkat dari tahun-ketahun, dan maraknya buah-buahan impor berlebel USA dan China di pasaran. Akibatnya produk pertanian dalam negri tergeser dan berdampak sangat besar bagi petani lokal. Mereka terancam tidak bisa bersaing dan bahkan akan kehilangan pasar mereka di pasarnya sendiri. Hal ini juga akan menaikkkan kesenjangan sosial antara petani dan pemererintah tentng kebijakannya itu. Sekiranya itu, dengan ilmu pengetahuan yang saya peroleh, saya ingin mengajak para petani lokal untuk bersama-sama meningkatkan kwalitas dan kuantitas pertanian di Indonesia dengan membuka sebuah program yang akan saya buat yaitu “Gagang Pacul Dadi Makmur”. Itu adalah sebuah istilah jawa yang artinya dengan bertani kita bisa sukses dan berjaya. Program tersebut akan mempunyai kegiatan antara lain penyuluhan, penelitian dan pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya alam disekotor pertanian menengah.

Para petani lokal diharapakna dapat menerima dan dapat bekerjasama dengan apa yang telah saya rencanakan. Dalam merealisasikan kegiatan tersebut tentu banyak hal berkaitan dengan masalah pro dan kontra.  Hal tersebut tentu saja sudah mejadi hal yang wajar dalam sebuah perubahan baru yang akan saya buat, namun itu tidak menjadi suatu masalah yang besar bagi saya. Dengan adanya pro dan kontra akan menjadikan kita terlatih secara mental dan mampu berfikir kritis. Semangat juang untuk mengabdikan diri untuk kemajuan Indonesia di sektor pertanian menjadi tanggung jawab kita semua.  Untuk mendukung supaya program saya berhasil diharapkan masyarakat umum bersdia mendukungnya. Selain itu masyarakat juga harus lebih mencintai produk dalam negri dibandingkan produk luar negri. Mari kita majukan pertanian Indonesia bersama-sama untuk menakhlukan pasar kita dan dunia.

Selain itu tak lupa juga dengan Univresitas Jendral Soedirman  tempat saya belajar dan mencari ilmu pengetahuan mengenai berbagai aspek pertanian yang ada. Dan dengan ilmu yang saya dapat dan bisa menggapai cita-cita saya. Saya akan mendukung dan saling membantu dalam hal apapun selagi saya mampu mampu melakukannya untuk memajukan insan generasi soedirman agar lebih maju dan sukses. Bagi saya hal yang terpenting adalah kebersamaan dan kekeluargaan yang harus selalu dijaga, jangan sampai sesama satu almamater  kita tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan apa yang terjadi dengan teman-teman kita. Hal ini menyadarkan saya betapa pentingnya kekeluargaan yang erat.               

Kelak ketika saya sukses saya akan berbagi pengalaman dengan mahasiswa adik-adik kelas saya, supaya mereka bisa terpacu dan ingin berusaha lebih agar bisa sukses dibidangnnya. Apabila ada mahasiswa yang sudah mempunyai pandangan dan perencanaan usaha yang matang mungkin dan terkendala oleh finansial, saya senantiasa akan berusah membantu semampu saya. Dengan adanya kerjasama yang baik antar generasi yang terus terjalin dengan baik akan membuat sumber daya manusia di Univresitas kita akan semakin baik dan dapat mengangkat nama baik sekolah tempat kita mencari ilmu. Sebagai contoh lain ketika saya mengetahui ada teman satu atap pembelajaran belum mendapatkan pekerjaan  sedangkan saya sudah, saya akan mencoba membantu menawarkan pekerjaan yang layak baginya. Akibatnya semua lulusan tidak ada yang bingung mencari pekerjaan kesana-kemari yang kadang-kadang ditolak oleh perusahaan tersebut. Selain itu saya juga ingin mencetuskan kegiatan-kegiatan yang lain untuk generasi soedirman yang akan mampu berkompetisi dikancas era globalisasi. Saya akan membuat berbagai program juga untuk mahasiswa yang masih duduk di bangku kelas, program yang akan saya buat yaitu insan soedirman yang besinar. Tujuan program ini adalah untuk menyiapkan mereka yang masih duduk dibangku kuliah agar siap bersaing ketika mereka sudah selesai menunaikan tugas di universitas. Progam ini akan membentuk sebuah organisasi untuk menampung para mahasiswa yang baru saja selesai wisuda. Mereka semua akan didata supaya terlihat jelas tujuan hidup mereka. Setelah itu saya bersama teman-teman saya yang tergabung dalam organiisasi tersebut akan mengarahkan mereka. Dengan koordinasi yang baik insya allah bisa meningkatkan kwalitas dari mahasiswa itu sendiri didalam dunia kerja.  Dengan demikian kita secara bersama-sama bisa meningkatkan lulusan Univresitas Jendral Soedirman yang bisa sukses dimasa yang akan datang. Terimakasih Univresitas Jendral Soedirman yang telah banyak mengajarkan berbagai aspek kehidupan agar menjadi generasi yang cerah dimasa yang akan datang. Jayalah generasi soedirman untuk selama-lamanya. Salam satu jiwa untuk kita semua.

GIZI BAIK BAGI INDONESIA

GIZI BAIK BAGI INDONESIA

Ditulis oleh
Dzakiyyah Azzahroh
FIKES, Ilmu Gizi
Duta Baca Soedirman 2016

Indonesia saat ini masih saja dihadapkan dengan masalah gizi buruk. Terutama di daerah-daerah terpencil yang sulit untuk di akses. Gizi buruk sendiri adalah suatu bentuk terparah akibat gizi menahun. Selain akibat kurangnya mengkonsumsi jenis makanan bernutrisi seimbang, gizi buruk juga bisa disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan gangguan pencernaan atau gangguan penyerapan zat makanan yang penting untuk tubuh. Sebagai calon sarjana gizi saya ingin membuat Indonesia maju dalam hal kesehatan dengan menghilangkan masalah gizi buruk yang masih menjamur di masyarakat.

Seperti yang dilansir oleh Liputan6 pada 2013 bahwa persentase penyandang gizi buruk di Indonesia secara nasional tercatat sebanyak 4,7 persen yang disampaikan oleh Kasubdit Bina Gizi Klinis Kementrian Kesehatan Andry Harmami. Memang angka tersebut masih terbilang kecil dibandingkan angka 100 persen. Tetapi angka ini tidak dapat dianggap remeh. Jika kita melihat dari seluruh penduduk Indonesia, sama saja ada sekitar 11 juta penduduk di Indonesia yang menyandang status gizi buruk. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan. Karena jumlah tersebut hanya dari satu masalah penyakit yang menimpa penduduk Indonesia, belum dari penyakit-penyakit lainnya.

Seiring berjalannya waktu, status gizi penduduk Indonesia makin meningkat. Walaupun masih belum bisa dibandingkan dengan negara-negara yang telah maju. Namun peningkatan ini cukup baik jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pada awal tahun 2016 Menteri kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) menyatakan status gizi Indonesia lebih baik dari sebelumnya. Hai ini dibuktikan dengan meningkatnya cakupan ASI Eksklusif dan menurunnya angka Balita pendek di Indonesia. Lancet Breastfeeding Series 2016 menyebutkan ASI Eksklusif di Indonesia meningkat dari 38% menjadi 65%, ujar Menkes usai membuka kegiatan Puncak Peringatan Hari Gizi nasional (HGN) ke-56 Tahun 2016 pada bulan Maret lalu. Indonesia pun mengalami keberhasilan lainnya dengan menurunkan angka stunting dari 37,2% menjadi 29,0%. Dengan menurunnya angka stunting di Indonesia membuktikan bahwa gizi Indonesia makin membaik.

Meskipun begitu, indonesia masih memiliki penduduk yang mengalami kekurangan gizi. Maka dari itu, saya ingin membuat Indonesia terbebas dari masalah ini dengan cara membuat dan membuka klinik atau rumah sakit gizi. Nantinya klinik atau rumah sakit ini dapat dikunjungi oleh semua kalangan. Baik orang-orang dengan ekonomi menengah, menengah kebawah, maupun menengah keatas. Klinik atau rumah sakit ini pun tidak membutuhkan kartu-kartu kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu. Seperti halnya B.J. habibie, ia membuka sebuah rumah sakit khusus jantung yang dimana masyarakat miskin tidak membutuhkan kartu-kartu kesehatan untuk dapat berobat secara gratis disana, karena beliau telah memfasilitasi masyarakat miskin untuk berobat secara gratis. Saya ingin membangun dan membukasebuah tempat yang mirip seperti itu. Dimana masyarakat miskin tidak perlu kesulitan untuk mendapatkan pengobatan.

Dengan saya  membangun dan membuka sebuat tempat seperti itu saya pun dapat membuat sebuah lahan pekerjaan yang cukup besar bagi sarjana-sarjana Indonesia yang belum mendapatkan pekerjaan dan pengangguran.

Dengan berdirinya klinik atau rumah sakit tersebut saya pun dapat membantu pemerintah dalam mengurangi angka penderita gizi buruk di Indonesia. Karena hingga saat ini penderita gizi buruk masih cukup banyak. Ada yang masih balita, batita, hingga remaja yang hampir beranjak dewasa pun ada yang menderita penyakit ini.

Seperti halnya yang telah dilansir oleh Liputan6, di Makassar ada seorang remaja bernama Hasrullah berusia 17 tahun warga Bontobaddo, RT 003/RW 001 Desa Tindang, Kecamatan Bontonompo Selatan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan dirawat di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar karena kondisinya yang sangat lemah. Ia telah divonis oleh dokter menderita gizi buruk.
Nurareni, ibu kandung Hasrullah mengungkapkan, pada awalnya anaknya hidup normal sama seperti anak-anak lain. Namun ketika tamat sekolah dasar (SD), tiba-tiba kondisi tubuhnya menurun.

Dia melanjutkan, Hasrullah yang hanya memiliki berat 30 kg kala itu mulai sering demam dan lama-lama tubuhnya mengecil. "Obat dari puskesmas hanya bisa meredakan demam hanya sesaat, kemudian muncul lagi," kata Nuraeni kepada Liputan6.com saat ditemui di RS Labuang Baji Makassar, Kamis 21 Juli 2016.

Karena kondisi tubuhnya makin memburuk, Hasrullah mengurungkan niatnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Apalagi dia juga harus dipapah ketika hendak bergerak.

"Dia sudah mendaftar masuk SMP dan dinyatakan lolos tapi karena kondisi badannya yang sangat kurus dan sulit jalan, ia lalu malu dan minder untuk melanjutkan sekolah," ungkap Nuraeni.
Selama itu Hasrullah hanya bisa terbaring di ranjang tidur rumahnya. Sang bunda selalu membantu aktivitas sehari-harinya, seperti mandi. Sementara bapaknya, Arsyad Nambung setiap hari bekerja menggarap sawah orang dan nanti balik ke rumah usai maghrib.

"Karena kondisinya yang semakin lemah, kemarin saya membawa ke RS Labuang Baji yang ada di Kota Makassar dengan bermodalkan Kartu Indonesia Sehat (KIS)," tutur dia.

"Hasrullah saat ini dirawat di kamar Bajiminasa E6 Lantai 2 RS. Labuang Baji Makassar," ucap Nuraeni.


Dari cuplikan berita yang saya ambil dari Liputan6 tersebut kita dapat melihat, bahwa gizi buruk tidak menyerang kepada anak kecil saja. Anak yang telah beranjak dewasa pun dapat mengalaminya. Maka dari itu dengan saya membangun dan membuka klinik atau rumah sakit gizi ini saya berharap saya dapat menghilangkan penyakit gizi buruk yang masih menjamur dipenduduk Indonesia.

Demi Keluarga, Demi Kemanusian, dan Demi Indonesia

Demi Keluarga, Demi Kemanusian, dan Demi Indonesia

Ditulis oleh
Arya Indra Madani
Pendidikan Dokter

G1A016050

Dokter adalah pekerjaan yang dapat dibilang sangat menjanjikan akan masa depan. Hidup bergelimang harta, penuh dengan kemewahan, dan berada dalam kemapanan. Tak perlu bekerja keras, tak perlu bersusah payah, dan tak perlu memeras keringat, hanya dengan pemeriksaan ringan sudah bisa mendapatkan uang. Setidaknya itulah mindset masyarakat Indonesia pada umumnya tentang seorang dokter. Tetapi, itu semua berbeda dengan pemikiranku sebagai seorang generasi penerus bangsa.  Aku memiliki idealisme bahwa menjadi dokter adalah bukan untuk kemapanan, bukan untuk kekayaan, serta bukan untuk kemewahan. Akan tetapi, menjadi dokter adalah sebuah tujuan mulia melaksanakan perintah Tuhan untuk menolong sesama, berjuang demi kemanusian, dan tentunya mengabdikan diri kepada masyarakat Indonesia.
            Namaku Arya Indra Madani, seorang pemuda yang lahir di Jayapura, 30 Mei tujuh belas tahun silam. Sudah sejak menginjak bangku sekolah dasar, aku memiliki gambaran masa depan sebagai seorang dokter. Pada awalnya memang mindsetku tentang dokter, sama seperti masyarakat pada umumnya. Berkeinginan menjadi dokter hanya untuk mencari harta, harta, dan harta. Entah sejak kapan pola pikirku mulai berubah, yang pasti ada beberapa nasehat yang telah menyadarkanku. Pertama, nasehat dari seorang guru Fisika sekaligus wali kelas kelas akselerasi SMAN 3 Jombang. Kurang lebih beginilah nasehat beliau “Nak jika kamu ingin kaya jangan jadi dokter. Dokter itu melayani masyarakat, mengabdi pada masyarakat, dan berjiwa sosial tinggi.”. Kedua, nasehat dari kedua orang tuaku yang mengatakan bahwa dokter itu bukan lahan untuk mencari uang, dokter itu fiisabilillah berjuang di jalan Allah. 
            Karena kedua nasehat tersebut, aku semakin yakin akan berjuang di jalan Allah, berjuang demi kemanusian, dan berjuang demi masyarakat. Tahun 2016, akhirnya dengan jerih payah aku berhasil diterima sebagai salah satu mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jendral Soedirman. Hal ini tentu saja kebahagiaan terbesar dalam hidup, melihat orang tua tersenyum bangga membuatku ingin meneteskan air mata bahagia. Masuk sebagai mahasiswa kedokteran Universitas Jendral Soedirman adalah sebuah langkah besar bagiku untuk memulai perjuangan yang tiada henti.  Dalam 4 sampai 5 tahun kedepan, akan aku manfaatkan waktu dan kesempatan untuk mencari ilmu, pengalaman, keahlian, dan rekan sebanyak-banyaknya kemudian lulus dengan prestasi yang membanggakan.
            Menurutku bagian sulit dalam hidup adalah ketika kita telah selesai menamatkan kuliah. Kita akan dihadapkan pada realita kehidupan yang keras. Setelah selesai kuliah, dan akhirnya mendapatkan gelar Dr., aku mempunyai sebuah keinginan untuk bekerja di sebuah rumah sakit untuk sekitar satu sampai dua tahun. Waktu tersebut akan kugunakan untuk mencari uang dan mengumpulkan modal untuk melanjutkan pendidikan dokter spesialis bedah.Selain itu uang tersebut juga akan kugunakan untuk membantu membiayai kuliah adikku.
Setelah berhasil menjadi dokter spesialis, aku akan kembali kerja di rumah sakit untuk lima sampai tujuh tahun. Dalam rentang waktu tersebut aku akan membeli rumah sendiri dan berangkat ke tanah suci bersama keluarga tercinta. Aku juga punya rencana akan mengumpulkan semua teman yang bekerja dalam bidang yang sama denganku untuk membuat sebuah projek. Aku ingin mendirikan rumah sakit atau klinik sendiri bersama mereka. Rumah sakit dimana aku berada di posisi sebagai pimpinan rumah sakit tersebut.Rumah sakit dimana memiliki sistem pelayanan yang sangat baik pada pasien yang kurang mampu, memberikan keringanan biaya kepada mereka. Tidak semena-mena terhadap masyarakat yang tidak mampu membayar biaya pengobatan, tidak semena-mena membedakan antara masyarakat kelas atas dan masyarakat kelas bawah. Tak perlu besar dan tak perlu mewah yang terpenting cukup untuk menampung dan mengobati masyarakat sekitar.
Jika telah sukses pada suatu daerah, aku akan buka rumah sakit yang sama di daerah lain. Ini adalah mimpi terbesarku saat ini, yaitu memiliki rumah sakit yang mengabdi kepada semua masyarakat Indonesia dari golongan atas hingga bawah tanpa terkecuali, di seluruh daerah di Indonesia agar tak ada lagi warga negeriku ini yang menderita karena kurangnya instansi-instansi kesehatan pemerintah, menderita karena mahalnya biaya pengobatan, menderita karena kurangnya pengetahuan akan kesehatan. Sekilas nampak keinginanku memiliki rumah sakit dengan sistem pelayanan tersebut  akan sulit bahkan hampir mustahil untuk diwujudkan. Namun, inilah mimpiku, mimpi yang akan aku perjuangankan sampai titik darah penghabisan, demi kemanusiaan dan demi negeriku tercinta.
Selain itu aku juga ingin membuka klinik pengobatan gratis di kampung halamanku, Jombang sebagai tanda pengabdianku kepada kota tercinta. Klinik yang tidak hanya menyembuhkan masyarakat, namun juga mengedukasi masyarakat tentang berbagai hal dalam dunia kesehatan. Pada saat usiaku telah mulai senja, aku berencana untuk menjadi seorang menteri kesehatan. Aku ingin mengubah sistem pelayan kesehatan di Indonesia agar lebih mudah, adil, dan merata. Aku juga akan berjuang menyejahterakan dokter sebagai pejuang kemanusiaan agar tidak menarik biaya berlebihan kepada pasien dan berjuang agar biaya kesehatan di Indonesia semakin terjangkau. Di akhir hayatku, aku ingin dikenang sebagai seorang lelaki yang berjuang demi keluarga, demi kemanusiaan, dan demi Indonesia.
            

Mengapa Harus Politik?

Mengapa Harus Politik?

Ditulis oleh
Muhamad Yoga Prastyo
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Duta Baca Soedirman 2016

Bagi sebagian kalangan muda saat ini, mungkin politik merupakan sesuatu yang paling tidak menarik untuk diikuti perkembangannya. Bahkan untuk mendengar namanya saja agaknya cukup membuat telinga gatal. Politik bagi kalangan muda saat ini hanya utopia belaka yang tidak mungkin dapat berjalan dengan baik sebagaimana harapan masyarakat banyak Indonesia.
Generasi muda saat ini sudah terlalu jenuh dengan keadaan politik bangsa yang semakin amburadul, dimana para sebagian oknum elit politik memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadinya saja. Praktek seperti korupsi, kolusi, nepotisme, penyalahgunaan fasilitas Negara dan money politic dalam pemilu sudah bukan menjadi kebudayaan lagi, melainkan vested interest, sudah menjadi darah daging. Sehingga wajar atas dasar hal tersebut generasi muda cenderung memilih jalannya sendiri, menjadi apatis.
Lantas apakah dengan kondisi tersebut politik bisa mendapatkan tempat di kalangan pemuda? Tentu bisa. Perguruan Tinggi merupakan wadah paling tepat untuk menampung para pemuda dalam berpolitik. Perguruan Tinggi tidak hanya sebagai tempat belajar sesuatu secara tekstual, melainkan lebih dari itu. Perguruan Tinggi dapat dijadikan tempat berekspresi, bersosialisasi, dan berorganisasi bagi para pemuda, dalam hal ini Saya sebut mahasiswa. Perguruan Tinggi seharusnya bisa dimanfaatkan menjadi titik awal untuk memulai politik, lebih tepatnya memulai mendalami dunia politik.
Melihat dari realita kasus di atas dapat Saya pahami bahwa politik bukan hanya dimiliki oleh generasi tua saja, melainkan generasi muda juga mempunyai andil dalam berpolitik. Generasi muda seharusnya bisa mendalami politik lebih dalam lagi. Demokrasi memberikan instuksi bahwa setiap warga negara berhak menyumbangkan suaranya demi Negara.  Satu hal yang Saya pahami lagi bahwa dengan berpolitik kita bisa menciptakan suatu karya orisinil yang tidak ternilai harganya. Sebuah karya dalam bentuk ide dan gagasan yang mulia untuk membangun Negara.
Politik adalah alat utama berjalannya roda pemerintahan. Namun ironis ketika berbicara politik hanya sebatas orang-orang yang ada di kursi parlemen, lengkap dengan berbagai kasus penyimpangan jabatan politiknya. Berbicara politik lebih dari itu, berbicara dan berdiskusi dengan teman, keluarga dan kelompok lainnya tentang segala aspek permasalahan dalam sistem birokrasi dan pemerintahan, kesejahteraan masyarakat, kemiskinan dan permasalahan sosial lain beserta solusinya, sejatinya kita telah turut andil dalam berpolitik. Namun apakah masih banyak pemuda di luar sana yang masih tertarik untuk membicarakan hal-hal tersebut?
Jika kita bandingkan dengan catatan sejarah, kondisi generasi muda saat ini bisa dibilang ada di fase kritis dalam hal nasionalisme kebangsaan. Kita bisa lihat ketika era pra-kemerdekaan, para generasi muda berduyun-duyun berpartisipasi dalam bidang politik, minimal mereka dengan semangat memberikan buah pikirannya demi Indonesia. Banyak berdirinya organisasi pemuda dan kemahasiswaan baik itu di dalam negeri atau di luar negeri merupakan bukti bahwa mereka mempunyai semangat tinggi dalam berpolitik untuk Indonesia. Idealisme mereka digunakan untuk kepentingan Negara. Hal yang sama pun terjadi pada era reformasi 18 tahun lalu.
Bukan sepenuhnya salah para pemuda memang jika memilih apatis terhadap politik mengingat apa yang dilakukan para elit politik akhir-akhir ini . Salah satu PR baru yang harus dicari solusinya adalah menghidupkan lagi semangat untuk nasionalisme kebangsaan bagi semua kalangan. Hal ini bisa dikaji oleh para praktisi kenegaraan, politikus, para akademisi dan mahasiswa termasuk dalam hal ini Saya sebagai mahasiswa politik mengapa ketertarikan anak muda dalam berpolitik itu sangat minim. Kasus di atas seharusnya tidak terjadi  mengingat Indonesia mempunyai banyak lembaga dan partai-partai politik yang seharusnya bisa memberi contoh baik dalam berpolitik.
 Saya sadari bahwa menurunnya semangat para pemuda ini bukan karena mereka memilih untuk tidak peduli, namun mereka tidak mempunyai pilihan lain. Kita lihat dari fakta yang terdekat seperti misalnya tidak berjalan secara maksimalnya fungsi organisasi kepemudaan baik yang ada di lingkungan desa dan sekolah-sekolah dalam membentuk kepribadian kadernya dengan baik bisa menjadi salah satu pemicu mengapa para pemuda tidak tertarik untuk berorganisasi dan belajar untuk ikut serta dalam  berpolitik. Faktor lain adalah tidak efektifnya partai politik yang ada di daerah-daerah dalam mengedukasi masyarakat sekitar untuk ikut belajar politik. Adanya partai politik yang salah satu kewajibannya mengedukasi kadernya dan masyarakat tentang politik tidak pernah bisa berhasil membuat masyarakat teredukasi. Bagaimana bisa berhasil jika partai politik hanya melakukan pendekatan kepada masyarakat ketika menjelang pemilihan umum saja, bukan pendekatan secara persuasif dan partisipatif sehingga masyarakat mengerti secara seksama apa itu politik dan merasakan bagaimana berpolitik sesungguhnya.
Dalam sudut pandang saya ada beberapa cara dalam menghidupkan kembali semangat nasionalisme dan budaya berpolitik. Salah satunya dan menjadi tugas saya setelah menjadi mahasiswa  nanti adalah mengedukasi kembali masyarakat seefektif mungkin. Membantu membenahi kinerja organisasi kepemudaan di tingkat desa dan sekolah-sekolah merupakan hal yang wajib dilakukan demi menghidupkan budaya politik. Sosialisasi kepada masyarakat tentang semangat kebangsaan juga wajib dilakukan, dan ini dibutuhkan kerja sama seluruh lapisan masyarakat. Aparat desa sebagai lembaga terdekat harus rajin mengajak warga untuk berpartisipasi dalam agendanya. Ini akan memberikan pengetahuan secara tidak langsung kepada masyarakat tentang agenda pemerintahan sehingga masyarakat tidak buta politik. Pemerintah harus bisa mengajak warganya dalam berpolitik, khususnya para remaja yang kelak akan melanjutkan kendali pemerintahan yang baru.
Mengedukasi masyarakat ini juga merupakan PR yang harus kita kerjakan bersama-sama, khususnya kami sebagai mahasiswa Ilmu Politik. Saya meyakini bahwa masa depan pemegang kendali pemerintahan dan jajarannya masih cerah, masih bisa diisi oleh orang-orang yang kompeten dan bertanggung jawab di bidangnya. Karena sesungguhnya  ketidakpuasan masyarakat dengan apa yang terjadi pada pemerintahan sekarang ini masih bisa dibenahi.
Bagaimanapun juga suatu bangsa harus memerhatikan generasi mudanya. Para generasi muda inilah yang nantinya akan melanjutkan tonggak pemerintahan selanjutnya. Melalui politik kita bisa kembali menjadi bangsa yang berjaya dan disegani oleh dunia, kita bisa memperbaiki seluruh aspek kehidupan negeri ini dan itu hanya bisa dilakukan jika seluruh jajaran pemerintahan mempunyai kompetensi dan tanggung jawab. Edukasi politik secara persuasif  harus terus dilakukan oleh semua orang yang mengerti politik. Indonesia membutuhkan perbaikan dalam sistem kepemerintahan dan itu hanya bisa dilakukan melalui pendidikan.
Pendidikan dibuat untuk mencerdasakan kehidupan masyarakat. Kewajiban kita sebagai mahasiswa bukan hanya sekedar mencari ilmu, namun kita juga harus menyalurkan apa yang kita ketahui, kepada mereka yang belum mengerti. Mahasiswa disiapkan untuk tidak menjadi robot, melainkan disiapkan untuk mengabdi kepada masyarakat dan Negara. Kebodohan dan ketidaktahuan akan terus berlangsung di negeri ini, jika yang mengerti hanya diam dan tidak peduli.

KARYAKU UNTUK ALMAMATER DAN INDONESIA


KARYAKU UNTUK ALMAMATER DAN INDONESIA

Ditulis oleh
NUATI NURKHASANAH
Fakultas Peternakan
Duta Baca Soedirman 2016

Setelah saya selesai kuliah di Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman dan menjadi seorang sarjana peternakan, saya inginsukses di bidang peternakan. Saya sangat mendukung program pemerintah tentang swasembada pangan. Saya sangat berharap Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri tanpa harus impor pangan dari luar negeri dengan adanya program swasembada pangan. Targetnya adalah Indonesia mampu menjadi negara swasembada pada tahun 2030. Saya ingin membantu pemerintah mewujudkan Indonesia swasembada pangan tahun 2030 di bidang peternakan.
Untuk mewujudkannya, saya akan memulai dari awal dalam membentuk sebuah peternakan. Pertama saya akan mendirikan sebuah peternakan ayam pedaging. Kemudian setelah peternakan ayam saya telah berkembang dan memiliki dana yang cukup, saya akan mencoba ke peternakan yang membutuhkan modal lebih besar yaitu peternakan sapi. Entah sapi perah maupun sapi pedaging.
Setelah saya berhasil dengan peternakan saya, saya ingin menjadikan desa saya sebagai desa ternak yang majudan menjadi salah satu ikon peternakan di Indonesia. Hal ini merupakan langkah awal saya untuk mengurangi impor daging dan mendorong produksi daging lokal.Beberapa tahun yang lalu desa saya merupakan desa ternak yang cukup maju. Hampir setiap kepala keluarga memiliki ternak, entah sapi, kambing, bebek maupun ayam. Namun, beberapa tahun belakangan industri ternak yang ada di desa saya seperti mati. Awalnya desa saya memiliki sebuah kelompok ternak yang bernama “Kelompok Tani Ternak Wanasari” dan memiliki sebuah peternakan kelompok. Di peternakan kelompok tersebut, para anggotanya saling bekerja sama untuk meningkatkan hasil ternak yang bermutu tinggi. Namun dikarenakan minimnya pengetahuan mereka tentang cara beternak yang benar kelompok ini hanya bertahan beberapa tahun saja dan anggotanya memutuskan untuk kembali menjadi peternak secara perorangan.
Sangat disayangkan karena melihat dari keadaan desa saya yang cocok untuk dijadikan lahan peternakan tidak dimanfaatkan dan dibiarkan begitu saja.Oleh karena itu saya akan membangun kembali desa saya menjadi desa ternak yang maju. Sebagai langkah awal saya akan memberikan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat di desa saya tentang bagaimana cara beternak yang benar. Kemudian saya akan mengembangkan peternakan saya menjadi skala yang lebih besar dengan menggandeng para peternak yang ada di desa saya. Semakin banyak peternak yang bergabung maka peternakan saya akan semakin berkembang luas. Untuk menambah wawasan mereka, selain saya sering memberikan sosialisasi kepada mereka saya juga akan mendatangkan motivator yaitu seorang peternak yang sudah sukses agar dia menceritakan pengalamannya dan dapat memotivasi para peternak di desa saya agar lebih giat dalam beternak dan mereka menjadi semakin produktif.
Selain memajukan di bidang ternak, saya juga akan memajukan di bidang pengolahan hasil ternaknya. Untuk apa sebuah desa maju di bidang ternak tapi masyarakatnya tidak bisa mengolah hasil ternaknya. Saya akan mengajak masyarakat di desa saya khususnya para ibu-ibu yang tidak memiliki pekerjaan untuk bersama-sama bergabung dalam industri pengolahan hasil ternak ini.
Selain menghidupkan kembali kelompok peternak di desa saya, saya juga akan mendirikan sebuah laboratorium peternakan di mana laboratorium ini adalah wadah untuk menampung para peneliti khususnya di bidang peternakan untuk mengembangkan kualitas produksi ternak. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan di laboratorium akan langsung saya terapkan di peternakan saya.
Setelah saya berhasil menjadikan desa saya menjadi menjadi desa ternak yang maju dan mendirikan sebuah laboratorium penelitian tentang peternakan, saya akan berupaya meraih beasiswa pendidikan S2 di luar negeri. Target saya adalah Australia. Saya memilih Australia karena saya ingin mempelajari bagaimana para peternak sapi di Australia bisa sukses memelihara sapi hingga jumlahnya sampai ratusan dan mereka mampu memenuhi kebutuhan daging sapi sampai bisa mengekspor sapi ke luar negeri. Saya memutuskan untuk meneruskan pendidikan hingga S2 karena saya berusaha mencapai kedudukan yang pantas di pemerintahan. Saya berusaha menjadi seseorang yang dapat membuat kebijakan, sehingga saya dapat membuat program-program yang mendukung serta dapat menyejahterakan rakyat terkait peternakan.
Saya melihat bahwa penghasilan seorang peternak tidak tentu, kadang tinggi kadang rendah, bahkan mereka tidak bisa hanya mengandalkan penghasilan dari peternakan kecil mereka saja. Saat musim lebaran dan hari-hari besar keagamaan, mereka dapat menikmati hasil dari jerih payah mereka dalam beternak terutama sapi dan ayam karena pada musim-musim ini kebutuhan pasar akan daging meningkat. Namun, kebutuhan pasar yang meningkat tidak dibarengi dengan jumlah barang yang ada, akhirnya pemerintah memutuskan untuk impor daging yang biasanya harga daging impor jauh lebih murah dibandingkan daging lokal. Sehingga para peternak harus kembali menjual harga produk hasil peternakan mereka dengan murah. Realita itukah yang menjadi inspirasi saya untuk memiliki posisi yang penting dalam pemerintahan agar saya dapat membuat kebijakan yang dapat menjamin kesejahteraan rakyat terutama para peternak.

Saya berharap apa yang saya tulis dalam esai ini dapat bermanfaat terutama bagi saya sendiri, dan saya dapat mewujudkan apa yang saya tulis dalam esai ini. Saya ingin Indonesia tidak lagi membudayakan impor daging dari luar negeri. Saya ingin Indonesia mampu menyuplai kebutuhan daging dengan sendiri karena saya yakin Indonesia mampu jika kita mampu memanfaatkan sumber daya alam Indonesia yang melimpah ini. Saya berharap dengan apa yang telah saya lakukan dapat mewujudkan Indonesia dapat mencapai program swasembada pangan pada tahun 2030.

ASAKU UNTUK KELAUTAN DAN KESEJAHTERAAN INDONESIA

ASAKU UNTUK KELAUTAN DAN KESEJAHTERAAN INDONESIA

Ditulis oleh
Tofah Yuliantika Rakhmah
Jurusan Ilmu Kelautan
Duta Baca Soedirman 2016

Aku berharap saat aku telah menjadi Sarjana Ilmu Kelautan, ingin rasanya aku memajukan kesejahteraan masyarakat Indonesia, terutama dalam hasil lautnya. Baik itu ikan, udang, minyak, gangga, karang, dan yang lainnya. Sebelum saya mengutarakan apa yang aku harapkan, aku akan menceritakan apa yang aku ketahui tentang kelautan Indonesia.
Sudah bukan menjadi rahasia bahwa kelautan Indonesia memiliki berbagai jenis ikan, baik itu ikan konsumsi maupun non konsumsi (ikan hias). Dari berbagai ikan konsumsi yang terdapat perairan Indonesia berikut adalah contohnya : ikan tongkol, ikan bandeng, ikan balanak, ikan cakalang, ikan kakap, ikan tenggiri, ikan kembung, ikan tuna, udang, cumi, lobster, dan masih banyak lagi. Sedangkan ikan non konsumsi (ikan hias) sebagai contohnya adalah : ikan badut, ikaninjel, ikan blue devil, ikan napoleon, kuda laut, beberapa jenis udang, kuda laut dan sebagainya. Bahkan sekarang juga ada masyarakat yang memelihara ikan predator seperti ikan hiu dan ikan hias ukuran besar seperti ikan pari. Selain ikan yang tersidia di lautan, sekarang penduduk indoneia juga banyak yang melakukan budi daya ikan, terutama masyarakat daerah pesisir. Adapun beberapa jenis ikan yang dikembangbiakkan disana adalah : ikan kakap, ikan bandeng, udang, dan lobster.
Selain ikan, perairan Indonesia juga kaya akan minyak bumi. Indonesia merupakan negara dengan nomor urut ke 24 dalam Negara Produsen Minyak Bumi Terbesar Dunia pada tahun 2015 dan merupakan pengahasil migas terbesar di Asia Tenggara. Kenyataan tersebut membuat permintaan akan migas mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Diperkirakan jumlah minyak mentah yang dikeruk dari dalam perut bumi di berbagai wilayah di Indonesia mencapai 915.498 bpd (barel per hari).Berikut merupakan provinsi provinsi Indonesia yang merupakan penghasil minyak bumi terbesar adalah : Provinsi Papua Barat, Provinsi  Sumatra Selatan, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Kalimantan Timur, dan Sektor Kelautan Jawa.
Potensi lain yang dimiliki kelautan Indonesia adalah potensi pengembangan industri perikanan berbasis rumput laut. pada saat ini pengembangan industri rumput laut masih menjadi revitalisasi Kementrian Kelautan dan Perikanan, karena komoditas rumput laut memberikan kontribusi dan penyumbang devisa Negara terbesar setelah udang dan tuna. Selain itu, cara budi daya rumput laut relatif mudah dipelajari dan dikuasai oleh masyarakat, sehingga usaha tersebut dapat dilakukan secara massal. Disamping itu, permintaan konsumen terhadap rumput laut dan olahannya baik di pasar dosmetik maupun internasional setiap tahunnya mengalami peningkatan. Berikut merupakan contoh olahan dari rumput laut : Agar-agar, kosmetik, obat-obatan, dan masih banyak lagi.
Potensi pariwisata yang berbasis kelautanjuga tak kalah dengan potensi yang lainnya. Baik itu pariwisata pantai maupun bawah laut. Karena keindahan pantai dan pemandangan bawah laut Indonesia, menjadikan para wisatawan dosmetik maupun internasional berbondong bonding untuk menikmati keindahannya, baik pemandangan atas laut maupun bawah laut yang mencaput pantai, karang, populai ikan, penangkaran penangkaran hewan laut, dan lain-lain. Dengan begitu menjadikan per pariwisataan laut Indonesia merupakan penyumabang devisa terbesar untuk Negara. Beberapa pesona laut yang dimiliki Inodnesia : Pantai pantai di Pulau Bali, Pulau Lombok, Kepulauan Seribu, Pulau Bunaken, Kepulauan Raja Ampat, Laut Kepulauan Togean, Wakatobi, dan masih ada tempat tempat di Indonesia yang memiliki pemandangan indah dan asri.
Namun sayang, istilah“jika ada putih pasti ada hitam, jika ada baik pasti ada buruk”. Istilah tersebut pasti selalu menempel pada setiap yang ada di dunia ini. Termasuk yang terjadi pada kekayaan laut Indonesia. Jika di atas saya menjelaskan bahwa betapa kayanya Negeri kita, selanjutnya saya akan menjelaskan kekurangan atau kecacatan yang terjadi dalam Kelautan Indonesia.
Permasalahan pertama adalah tentang tangkapan ikan oleh para nelayan Indonesia. Meskipun begitu banyaknya jenis ikan yang berada di perairan laut Indonesia, baik non konsumsi maupun non konsumsi jumlah tangkapan yang diperoleh oleh para nelayan tidak sesuai dengan  potensi lestari yang dimiliki Indonesia. Potensi lestari adalah potensi penangkapan ikan yang masih memungkinkan bagi ikan untuk melakukan regenerasi hingga jumlah ikan yang ditangkap tidak mempengaruhi populasi ikan. Potensi lestari yang dimiliki Indonesia seharusnya sekisar 6,4 juta ton per tahun. Namun pada kenyataannya tangkapan ikan Indonesia tidak bisa mencapai lebih dari 80% dari angka tersebut. Selain masalah dengan jumlah potensi lestari tersebut, jumlah tangkapan ikan antara Indonesia bangian Barat dan Timur tidak seimbang. Baik itu jumlah, jenis, maupun ukuran Indonesia bagian Timur lebih unggul. Masalah yang lainnya adalah banyaknya pemburuan liar baik itu penduduk lokal maupun non lokal yang tidak peduli dengan kelestarian laut.
Permasalahan selanjutnya adalah banyaknya pabrik yang membuang sisa-sisa limbah mereka ke dasar laut. Selain limbah pabrik, pencemaraan juga terjadi karena limbah manusia. . Tidak jarang aku menemukan berbagai limbah manusia saat aku pergi berwisata ke tempat tempat pariwisata Indonesia, terutama pantai.Disana aku banyak menemukan limbah baik organik maupun anorganik yang ditinggalkan para wisatawan domestik maupun internasional yang dilakukan dengan sengaja maupun tidak disengaja. Limbah tersebut banyak terdapat di tepian pantai dan tak sedikit yang terbawa oleh arus ombak hingga ke tengah tengah lautan. Limbah ini, selain mengotori dan mengurangi keindahan panorama laut. juga membuat air laut tercemar dan mengakibatkan ekosistem laut menjadi rusak, seperti banyaknya ikan yang mati, baik ikan dewasa, ikan kecil, bahkan benih benih ikan akan mengalami evolusi dengan adanya keadaan tersebut. Bahkan dengan tercemarnya air laut hasil panen laut selain ikan juga akan menurun, seperti rumput laut, mutiara laut, spons laut, bahkan budidaya karang lautpun akan terpengaruh.
Dari hasil penjabaran apa yang aku ketahui tentang kelautan dan perikanan Indonesia, aku memiliki beberapa harapan yang pastinya ingin aku jadikan kenyataan suatu saat nanti. dan usaha tersebut akan aku awali dengan menjadi Sarjana Ilmu Kelautan di UNSOED ini.

Harapanku adalah memajukan hasil laut seperti ikan, rumput laut, karang laut, dan beberapa hasil laut lainnya. Usahaku dalam mewujudkannya adalah dengan cara mendirikan sekolah minimal sebuah pondok yang dapat digunakan untuk mensosialisasikan cara budi daya yang baik sehingga hasil panen akan meningkat dari sebelumnya, baik itu ikan, lobster, kepiting, rumput laut, karang laut, mungkin juga mutiara laut. Dengan bantuan dari beberapa relawan yang lainnya mungkin dan pasti dapat mewujudkan harapan tersebut. Namun saat ini aku hanya bisa memulai dengan menjaga (membersihkan) pantai dari limbah manusia seperti sampah-sampah plastik maupun botol kaca yang terdapat dipantai, membuangnya ditempat yang semestinya saat aku mengunjungi pantai-pantai di kawasan daerahku. Mungkin cukup sampai disini aku mengeluarkan apa yang ada dibenakku. Terimakasih.        

Saat Saya Berhasil Menjadi Sarjana Ilmu Kelautan

Saat Saya Berhasil Menjadi Sarjana Ilmu Kelautan

Ditulis Oleh
Ratih Ayustina
Fakultas Perikanandan Ilmu Kelautan
Duta Baca Soedirman 2016

The Influence of Sea Power upon History” mengemukakan teori bahwa sea power merupakan unsur terpenting bagi kemajuan dan kejayaan suatu negara, yang mana jika kekuatan-kekuatan laut tersebut diberdayakan, maka akan meningkatkan kesejahteraan dan keamanan suatu negara. Sebaliknya, jika kekuatan-kekuatan laut tersebut diabaikan akan berakibat kerugian bagi suatu negara atau bahkan meruntuhkan negara tersebut.
Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan dua pertiga luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat dengan adanya garis pantai di hampir setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km) yang menjadikan Indonesia menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Kekuatan inilah yang merupakan potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia.
Namun kekayaan alam ini seringkali disalahgunakan oleh banyak pihak yang menjadi sumber masalah terbesar kerusakan laut. Banyaknya pihak yang tidak bertanggung jawab dalam membuang limbah hasil pabrik langsung ke perairan, kesalahan banyak pihak dalam mengeksploitasi sumber daya hasil laut, serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana menangkap ikan dan hasil laut lainnya dengan baik, menyebabkan pemanfaatan laut hanya sebatas eksploitasi energi fosil dan penangkapan hasil laut secara berlebihan. Hal ini menyebabkan kerusakan pada laut yang menyebabkan berbagai macam masalah pada keseimbangan lingkungan, diantaranya hancurnya terumbu karang yang menjadi rumah bagi para ribuan bahkan jutaan spesies yang ada di dalam laut. Selain rusaknya terumbu karang, eksploitasi yang berlebih dan kesalahan dalam membuang limbah juga menyebabkan banyaknya spesies yang punah dan nyaris mati karena ulah manusia itu sendiri, misalnya banyaknya lumba-lumba atau penyu yang memakan limbah plastik yang dibuang ke area laut  karena mengiranya sebagai ubur-ubur, atau banyaknya burung disekitar pantai yang lehernya terjebak dalam botol air minum kemasan. Padahal, seperti yang kita tahulaut merupakan ekosistem yang paling besar dan stabil selain itu di dalam laut juga menyimpan jutaan spesies yang saling bersimbiosis dalam menjaga keseimbangan alam.
Tak hanya untuk alam, rusaknya ekosistem laut juga memberikan dampak buruk pada kehidupan manusia. Nelayan lambat laun akan kehilangan pekerjaannya, selain itu kualitas kesehatan manusia juga akan menurun misalnya, dengan mengonsumsi ikan yang sudah tercemar dengan limbah pabrik atau dengan merkuri.
Berbagai upaya dapat kita lakukan, misalnya dengan tidak membuang sampah ke perairan laut ataupun ke pantai dan melakukan konservasi laut. Sudah sepatutnya kita sebagai manusia yang berakal sehat menjaga kelestarian alam ini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk itu disinilah peran sarjana kelautan dibutuhkan dan sebagai calon lulusan sarjana kelautan, disini saya memiliki komitmen dan semangat yang tinggi untuk mencari ilmu, sebagai pedoman untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi yang kreatif dan inovatif untuk melestarikan kekayaan laut Indonesia.
Beberapa hal yang akan saya lakukan apabila saya telah lulus menjadi sarjana kelautan Universitas Jenderal Soedirman, pertama saya akan bekerja sesuai dengan passion dan kemampuan saya di Ilmu Kelautan. Saya ingin menyumbangkan ilmu dan tenaga yang saya miliki sebagai sarjana kelautan untuk kemajuan maritim dan kelestarian laut terutama di Indonesia dengan cara melakukan berbagai macam konservasi biota laut yang nyaris punah. Menurut IUCN, sebagian besar spesies terancam punah adalah, hiu dan ikan manta. Spesies itu terancam menghilang karena aktivitas penangkapan ikan di habitat ikan itu berlebihan serta adanya polusi.
Saya ingin bergabung dengan kelompok-kelompok peduli kelestarian alam seperti WWF Indonesia untuk membantu mengonservasi kekayaan biota laut di Indonesia. Salah satunya yaitu ikan hiu. Ikan hiu adalah predator utama di dalam laut dan menjadi spesies teratas yang menduduki piramida makanan. Namun, sayangnya eksploitasi ikan hiu yang berlebih oleh oknum-oknum nakal menjadikan ikan hiu menjadi langka sejak beberapa tahun terakhir. Padahal jumlah anak yang dihasilkan setiap tahunnya relatif sedikit dibandingkan dengan ikan-ikan lainnya. Dari 118 spesies ikan hiu, beberapa diantaranya perlu diberikan perhatian yang cukup intens terkait upaya konservasinya. Disini saya bercita-cita untuk ikut ambil peran dalam proses penelitian dan perlindungan ikan hiu itu sendiri.
Selain ikan hiu, saya ingin melakukan konservasi terumbu karang sebagai tempat tinggal jutaan spesies di lautan. Akibat ulah manusia dan pemanasan suhu bumi, terumbu karang banyak yang mati dan tidak bisa berkembang lagi. Padahal, sudah jelas untuk tumbuh sebesar 1 cm saja terumbu karang membutuhkan waktu beberapa tahun lamanya. Disini saya ingin mengambil peran dalam melakukan perlindungan terumbu karang dengan melakukan pembudidayaan terumbu karang. Karena apabila kita berhasil menyelamatkan terumbu karang, maka jutaan spesies dalam laut juga akan terselamatkan.
Selain melakukan banyak konservasi, saya juga ingin mengadakan penyuluhan bagaimana cara menangkap ikan dengan baik tanpa menghancurkan isi laut serta tentang pentingnya menjaga lautan kepada masyarakat pesisir pantai terutama bagi masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada hasil laut. Saya juga akan mengajak mereka untuk turut andil dalam pelestarian terumbu karang dan biota laut.
Disamping melakukan konservasi-konservasi terhadap biota laut, saya juga ingin melakukan berbagai penelitian terhadap sumber daya perairan di kelautan Indonesia. Begitu banyak spesies dari biota laut yang masih belum teridentifikasi dan belum banyak dikenal. Padahal banyak diantara spesies tersebut yang memiliki manfaat bagi kelangsungan hidup manusia sendiri.
Untuk itu, saya berharap dapat belajar dengan baik dengan IPK yang memuaskan di Ilmu Kelautan ini dan berhasil membawa nama baik almamater kampus untuk kelautan Indonesia yang lebih baik serta dapat mewujudkan cita-cita saya untuk negara tercinta ini di sektor kelautan. Salam kelautan. Jalesveva Jayamahe!


Karyaku Untuk Bangsa Yang Lebih Baik

Karyaku Untuk Bangsa Yang Lebih Baik

Ditulis oleh
Roby Ardiansyah
Fakultas Ilmu Budaya
Duta Baca Soedirman 2016

Sewaktu kecil pernahkah terlitas dibenak kalian,apa yang akan kalian lakukan kelak ketika dewasa?Tentu pernah bukan?Mulai dari cita - cita yang ingin dicapai, sampai sesuatu yang mungkin tidak masuk akal seperti ingin terbang mungkin.Tetapi,seiring dengan berjalannya waktu,pola pikir kita pun ikut berubah.
Mahasiswa,sebutan itu yang mungkin akan aku dapatkan dalam waktu dekat .Mahasiswa tentu tidak sama dengan pelajar SMA yang hanya menunggu tugas dari guru mereka. Mahasiswa juga bukan sebuah status untuk kebanggan semata. Namun mahasiswa adalah status yang disematkan kepada pemuda – pemudi Indonesia yang aktif berperan terhadap dirinya sendiri, masyarakat luas, juga bangsanya.
Sebagai mahasiswa,kita harus mulai memikirkan apa yang dapat kita lakukan untuk masyarakat maupun almamater/universitas.Kita dituntut untuk terus berinovasi sesuai dengan perkembangan zaman,baik dari segi informasi maupun teknologi.Maka dari itu,di saat atau seusai melalui masa perkuliahan pasti akan menghasilkan suatu karya.Nanti,saat aku telah berhasil mendapat gelar sarjana Bahasa Indonesia,aku berencana untuk mendirikan sebuah taman baca atau mungkin perpustakaan yang bisa diakses oleh kalangan umum.Tentu ini merupakan cara untuk meningkatkan minat membaca masyarakat
Mengapa perpustakaan?Berdasarkan survei UNESCO minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya, dalam seribu masyarakat hanya ada satu masyarakat yang memiliki minat baca.Minat baca literasi masyarakat Indonesia masih sangat tertinggal dari negara lain. Dari 61 negara, Indonesia menempati peringkat 60.Banyak faktor yang menyebabkan kemampuan membaca anak-anak Indonesia tergolong rendah. Pertama, ketiadaan sarana dan prasarana, khususnya perpustakaan dengan buku-buku yang bermutu dan memadai. Bisa dibayangkan, bagaimana aktivitas membaca anak-anak kita tanpa adanya buku-buku bermutu.   Untuk itulah, ketiadaan sarana dan prasarana, khususnya perpustakaan dengan buku-buku bermutu menjadi suatu keniscayaan bagi kita. Kedua, banyaknya keluarga di Indonesia yang belum mentradisikan kegiatan membaca. Padahal, jika ingin menciptakan anak-anak yang memiliki pikiran luas dan baik akhlaknya, mau tidak mau kegiatan membaca perlu ditanamkan sejak dini. Bahkan, Fauzil Adhim dalam bukunya Membuat Anak Gila Membaca (2007) mengatakan, bahwa semestinya memperkenalkan membaca kepada anak-anak sejak usia 0-2 tahun. Mengapa? Karena, pada masa 0-2 tahun perkembangan otak anak amat pesat (80% kapasitas otak manusia dibentuk pada periode dua tahun pertama) dan amat reseptif (gampang menyerap apa saja dengan memori yang kuat). Bila sejak usia 0-2 tahun sudah dikenalkan dengan membaca, kelak mereka akan memiliki minat baca yang tinggi. Dalam menyerap informasi baru, mereka akan lebih enjoy membaca buku ketimbang menonton TV atau mendengarkan radio
Di samping itu, orangtua juga perlu menetapkan jam wajib baca. Tiap anggota keluarga, baik orangtua maupun anak-anak diminta untuk mematuhinya. Di tengah kesibukan di luar rumah, semestinya orangtua menyisihkan waktunya untuk membaca buku, atau sekadar menemani anak-anaknya membaca buku. Dengan begitu, anak-anak akan mendapatkan contoh teladan dari kedua orang tuanya secara langsung.Sedangkan di tingkat sekolah, rendahnya minat baca anak-anak bisa diatasi dengan perbaikan perpustakaan sekolah. Seharusnya, pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah bisa lebih bertanggung jawab atas kondisi perpustakaan yang selama ini cenderung memprihatinkan. Padahal, perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi siswanya. Dengan begitu, masalah rendahnya minat baca akan teratasi.Perkembangan iptek yang semakin maju tentu memiliki sisi positif dan negatif.Hal ini juga berpengaruh pada minat baca masyarakat.

Maka dari untuk meningkatkan minat baca masyarakat,diperlukan adanya campurtangan dari kita.”Kalau bukan kita,siapa lagi?”,pepatah itu perlu kita tanamkan dalam diri seorang sebagaimana perannya sebagai agent of change. Angent of change atau dalam bahasa indonesia disebut dengan agen perubahan,yang berarti mahasiswa berperan besar dalam dalam proses pembentukan suatu bangsa.menjadi lebih baik.Sejarah mencatat,mahasiswa telah melakukan banyak perubahan besar,salah satunya dengan tuntutan mahasiswa yang terjadi pada Orde Baru yang pada akhirnya orde tersebut digantikan oleh Orde Refomasi.
Dari hal di atas,mendorongku untuk berpikir bagaimana caranya untuk membuat bangsa lebih baik,tentunya dengan caraku sendiri.Dan yang terpikirkan olehku adalah,untuk membatu orang/anak - anak yang belum beruntung dari aspek ekonomi sehingga mereka belum bisa mengenyam pendidikan.aku pikir membuat sebuah rumah singgah bisa jadi solusi yang tepat.
Dengan begitu anak - anak yang putus sekolah maupun tidak bersekolah karena aspek ekonomi,dapat tetap menimba ilmu.Rumah singgah ini akan aku bangun di daerah yang belum merata lembaga pendidikannya.Selain untuk anak - anak,tempat ini juga diperuntukan bagi para masyarakat atau orang tua yang buta huruf,untuk kemudian dibimbing dalam belajar baca tulis.
Sebenarnya banyak kendala untuk mewujudkan hal tersebut,salah satunya buku itu tersendiri,Stok buku bekas layak pakai tentu sulit untuk dicari,karena minat membaca masyarakat yang kurang,mempengaruhi jumlah buku bacaan yang dibeli atau dimilikinya.Selain masalah pasokan buku bekas,masalah sosialisasi juga jadi kendala.Kita perlu meluruskan pola pikir orang tua anak yang menganggap pendidikan sebagai nomor dua,menomor satukan anak untuk bekerja membantu perekonomian keluarga.”Yang penting kerja,dan asap dapur ngepul tiap hari” adalah pemikiran yang harus diubah oleh orang tua.Tidak ada salahnya mememang jika anak ikut bekerja membantu orangtua,akan tetapi orangtua juga tidak bisa megambil hak anak untuk mendapatkan pendidikan.
Kebutuhan akan pendidikan mutlak diperlukan guna menciptakan generasi muda yang berwawasan luas serta berbudi pekerti luhur.Tujuan ini tidak akan serta - merta terwujud tanpa peran aktif dari kita,masyarakat,serta pemerintah.







BASMI SETAN POLITIK!

BASMI SETAN POLITIK!

Ditulis oleh
Nur Wasilah
Jurusan Ilmu Politik
#1 Essay Terbaik Gensoed 2016
Duta Baca Soedirman 2016

Dunia politik saat ini benar-benar sudah sudah sangat bobrok, terutama Indonesia, karena mereka, para calon pejabat negara yang akan memimpin bangsa, kebanyakan melakukan kecurangan dalam pemilu. Tidak sedikit para anggota parpol yang sememangnya mereka luar biasa pada awalnya, namun mereka tidak bisa mengendalikan diri mereka sendiri sehingga jatuh ke dalam busuknya jurang licik politik yang mengenaskan, sehingga menimbulkan dekadensi pada pola pikir para pemimpin bangsa. Bukankah ini membuktikan bahwa politik Indonesia sudah sangat bobrok? Padahal mereka mulanya berkeinginan baik untuk melakukan sebuah gubahan dan perubahan pada sistem yang menyimpang ini, tapi ternyata tidak berbeda. Tentu saja para generasi muda enggan untuk berpijak pada bumi politik yang sangat kejam, padahal Indonesia ini sangat membutuhkan pemimpin yang jujur dan bijaksana. Begitu seterusnya permasalahan di kancah politik Indonesia tak berujung habis diperbincangkan.
Lalu bagaimana dengan penggila nepotisme di negara ini? Busuk! Nepotisme politik kembali merasuki era ini. Nepotisme politik secara sederhana diartikan sebagai pemberian perlakuan istimewa kepada keluarga pribadi dalam kekuasaan tertentu. Secara holistik, para petinggi partai menempatkan anggota-anggota keluarga mereka ke dalam posisi yang istimewa. Padahal saya pikir masih ada generasi yang sememangnya bijak di luar sana yang masih belari di tempat karena kelicikan para setan politik. Mereka benar-benar menjepit para kader yang berusaha serta berjuang dari titik terendah. Memprihatinkan bukan? Nepotisme ini merupakan tindakan yang antidemokratis. Padahal kita semua tahu bahwa negara Indonesia ini adalah negara demokratis. Kenapa tidak negara ini menegaskan embargo politik dengan spesifikasi nepotisme? Jika anggota keluarga yang memberi posisi itu sudah lengser, maka penerusnya adalah setan yang diberi posisi, dan automatis akan terjadi hal serupa dengan setan-setan politik baru yang memimpin. Memuakkan bukan? Memang tidak semuanya. Namun pada intinya, hal tersebut tidak akan membawa negara ini menjadi sejahtera. Karena menurut saya, keegoisan dan kegalatan ini, merupakan titik tumpu berkembangbiaknya personalisasi kepemimpinan di Indonesia. Ini hal yang absurd? Ini sudah jelas!
Bisa kita perhatikan, kerap kali para petinggi yang melakukan nepotisme membela diri mereka dengan fakta-fakta dari negara demokratis lain, dengan memaparkan penjelasan tentang pelaku nepotisme yang melakukan tindakan tersebut di negara itu. Tentu saja ini tidak bisa dijadikan sebagai bahan dasar pembelaan dan perbandingan oleh para setan politik Indonesia. Mereka yang disebut sebagai pelaku nepotisme di negara tersebut, berkiprah di dunia politik bukan hanya karena pemberian kekuasaan dan spesialisasi. Namun para setan politik Indonesia harus melihat juga pelbagai latar belakang mereka yang benar-benar memiliki background kemampuan berpolitik serta pernah bergelut dalam pendidikan politik. Tentu saja ini tidak bisa dibandingkan dengan para petinggi politik di Indonesia yang memberikan posisi begitu saja seenak jidat mereka kepada anggota-anggota keluarga mereka. Dan jika pola pikir para petinggi pemerintahan demikian, sudah dipastikan bahwa pada akhirnya mereka tidak akan pernah bisa untuk menyejahterakan rakyat, tidak akan pernah bisa mengabdikan diri kepada negara, dan permasalahan politik Indonesia hanya bertumpu pada pejabat politik pemerintahan tersebut yang menggila, bukan memikirkan kesejahteraan rakyat. Padahal, pada dasarnya adanya pemerintah itu dimaksudkan untuk bisa mengendalikan segala yang berkiprah di negara ini, terutama rakyat Indonesia. Namun alhasil, mereka hanya bekerja untuk diri sendiri yang dilandasi dengan keegoisan dan keserakahan masing-masing. Mulailah para pejabat politik berlaku yang seharusnya! Masih ada generasi muda yang berjuang dan bergelut dalam pendidikan politik, yang sedang menyiapkan diri mereka untuk berkembang dan menyelamatkan negara Indonesia. Mempersiapkan diri mereka untuk kehidupan masa mendatang demi kesejahteraan bangsa. Lalu untuk apa lagi tindak nepotisme masih dilakukan? Karena bisa kita lihat, dengan adanya fenomena golput dalam pemilu, bisa jadi ini menunjukan runtuhnya kepercayaan masyarakan kepada para pemimpin. Ini merupakan insinuasi saya kepada para setan politik.
Jika suatu saat nanti saya menjadi petinggi negara atau apapun yang berpijak pada bumi politik, akan saya yakinkan bahwa yang terjadi itu bukanlah karena hal busuk yang bernama nepotisme. Karena saya tahu kepada siapa dan untuk siapa sejatinya saya bekerja dan berjuang. Saya menyadari dengan segala keterbatasan pada diri saya sebagai generasi muda Indonesia yang masih buta akan dunia nyata, bahwa sebagian besar pemimpin rakyat itu benar-benar sangat memalukan. Dan saya tidak akan pernah mempermalukan diri sendiri terhadap negara ini, bangsa ini, dan Tuhan terutama. Saya ingin berkiprah di sana, berdiri tegak dan berjuang untuk negara Indonesia. Meneruskan perjuangan para pejuang Indonesia, mendharmabhaktikan rasa cinta saya terhadap Indonesia. Dan saya akan berusaha untuk itu. Tidak perlu membual berlebihan, karena saya paham bahwa setan politik akan selalu membual dan menebar janji-janji palsu kepada rakyat hanya demi kepentingan diri sendiri. Saya yakin, sebenarnya hanya dalam ruang politik itulah permasalahan tentang keseragaman dan keberagaman dapat diulas secara terbuka sehingga para pemimpin Indonesia mampu menemukan titik tumpu atau biang permasalahan yang sebenarnya menjadi skandal tanpa berkepanjangan. Saya berusaha untuk bisa mewujudkannya. Dan rupanya, saya memilih mengeksplorasi diri saya dalam pendidikan di sini, Universitas Jenderal Soedirman. Saya tidak berjanji untuk ini, tapi akan saya yakinkan bahwa saya akan bersungguh-sungguh dalam menghadapi dunia nyata, dan akan saya yakinkan bahwa kalian benar-benar tepat “membukakan” kesempatan kepada saya untuk mempersiapkan segalanya di sini, mengawali langkah saya untuk Indonesia. Karena saya yakin, bukan hanya anak menteri saja yang bisa menjadi menteri. Mereka bekerja hanya untuk memuaskan diri sendiri. Saat ini, saya belum bisa berjanji akan apa yang akan saya berikan, tapi saya berjanji akan apa yang akan saya lakukan untuk Indonesia. Apapun yang terjadi! Saya akan berusaha menciptakan kesempatan-kesempatan, sehingga dunia pun akan membukakan pintu kesempatan itu, menyejahterakan rakyat dan memakmurkan mereka. Tidak! Tapi kita semua.  Saya paham benar betapa menderitanya menjadi rakyat jelata miskin yang hidup bagaikan air di daun talas, mengiyakan segala yang mereka ucapkan, meski batin memberontak tak karuan. Dan camkan! Untuk yang merasa setan politik! Suatu saat nanti saya yang akan angkat bicara dan mematahkan perlakuan busuk kalian. Saya akan memiliki kesempatan itu. “Karena sesungguhnya, kesempatan itu bukan datang, tapi diciptakan.”

Semua ini sebenarnya memberikan pelajaran yang sangat berarti akan bahayanya nepotisme, tetapi para elite politik tak kunjung menyadari semua itu. Semoga para generasi penerus bangsa menjadi generasi yang bersih. Jadi apapun kita nanti, sejatinya kita semua mengabdi kepada tanah air tercinta, Indonesia.