Minggu, 11 September 2016

BERQURBAN WAKTU
By Melisa 

Pada suatu pagi yang cerah semua umat islam berbondong-bondong menuju masjid untuk melaksanakan ibadah shalat sunah idul adha di lanjutkan dengan pemotongan hewan qurban. Andi seorang anak yang masih berusia 7 tahun pergi ke masjid bersama orang tua serta kakaknya, setelah selesai melaksanakan shalat sunah Andi bertanya kepada ayahnya.
“ Ayah apa idul adha itu?” ujarnya sambil melihat hewan-hewan yang akan di sembelih di sekitar masjid
Ayah andi tersenyum melihat anak kecilnya kebingungan, lalu segera ayahnya menjelaskan.
Idul Adha adalah hari raya islam. Pada hari ini diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim (Abraham), yang bersedia mengorbankan putranya Ismail untuk Allah, ketika akan menyembelih anaknya Allah mengganti Ismail dengan domba. Pada hari ini umat islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan shalat ied bersama-sama di lapang, seperti ketika merayakan hari raya Idul Fitri, setelah shalat dilakukan peyembelihan hewan kurban untuk memperingati perintah Allah kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya.
Hari raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijah, hari ini jatuh persis 70 hari setelah perayaan Idul Fitri, hari ini juga beserta hari-hari Tasyrik di haramkan berpuasa bagi umat Islam. Pada hari raya Idul Adha, kaum muslimin selain di anjurkan melakukan shalat sunnah dua rokaat juga di anjurkan untuk menyembelih binatang kurban bagi yang mampu. Anjuran kurban ini bermula dari kisah penyembelihan Nabi Ibrahim kepada putranya Nabi Ismail.
Peristiwa ini memberi kesan bagi kita, betapa tidak Nabi Ibrahim yang telah menunggu kehadiran buah hati selama bertahun-tahun, ternyata di perintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya sendiri. Nabi Ibrahim di tuntut untuk memilih antara melaksanakan perintah tuhan atau mempertahankan buah hati dengan konsekuensi tidak mengindahkan perintahNya. Sebuah pilihan yang sangat sulit. Namun karena didasari ketakwaan yang kuat, perintah Allah pun dilaksanakan, dan pada akhirnya Nabi Ismail tidak di sembelih digantikan oleh Allah dengan seekor domba. (QS. Al-Shaffat:102-109)
Andi memeluk Ayahnya sambil berkata.
“hmmm, iya ayah sekarang aku mengerti.”
“Andi memang anak yang cerdas.” Ujar Ayah sambil mencubit pipi Andi
Andi yang penasaran melihat langsung penyembelihan hewan kurban mengajak Ayahnya ke tempat penyembelihan hewan kurban, disana sudah banyak hewan yang akan segera di potong, Andi bertanya kembali kepada Ayah.
“Ayah kenapa ada sapi dan kerbau, bukankah yang menjadi hewan untuk kurban hanya kambing/domba saja?”
Ayah menjelaskan kembali kepada Andi sambil duduk di antara orang-orang yang ada di sana.
“Tidak nak,”
Ada beberapa hewan yang bisa dijadikan sebagai hewan kurban diantarnya:
·         Kambing Ternak berlaku untuk satu orang
·         Domba Peliharaan berlaku untuk satu orang
·         Sapi berlaku untuk 7 orang
·         Kerbau berlaku untuk 7 orang
·         Onta berlaku untuk 10 orang
Selain dengan menggunakan binatang ternak yang telah ditentukan tersebut, hewan kurban memiliki memiliki beberapa syarat lain. Syarat itu seperti:
·         Keadaan hewan kurban yang tidak cacat fisik
·         Usia hewan yang sudah cukup umur (satu tahun lebih untuk domba; dua tahun lebih untuk kambing, sapi, dan kerbau; dan lima tahun untuk unta)
Andi terdiam sambil memegang permen, lalu ayah Andi bertanya?
“Kamu kenapa nak?”
“Aku ingat dengan ibu-ibu yang kemarin yah,”
“Ibu-ibu yang mana?”Ayah kebingungan
“Ibu-ibu yang kemarin ada di depan sekolahku yah?’’
“Apa yang terjadi nak?”
Andi menceritakan tentang ibu-ibu yang dia temui kemarin.
            Ketika aku sedang menunggu Ayah menjemput, aku melihat seorang ibu-ibu yang sedang duduk karena kelelahan, aku menghampirinya sambil memberinya air minum yang aku bawa dari rumah. Namanya bu Irah Dia bercerita tentang keinginannya untuk berkurban, tetapi uang yang sudah dikumpulkan selama satu tahun itu hilang ketika bu Irah pergi ke pasar untuk membeli hewan kurban, ketika bu Irah sedang asik memilih dan bernego harga kambing bu irah lupa meletakkan dompetnya di dalam tas yang terbuka, entah jatuh atau ada yang mengambil ibu Irah tidak tau, dia yang panik ketika sadar dompet yang berisi uang itu tidak ada dalam tas nya dia menangis dan mencari kesana-kemari, tapi nihil bu Irah tidak menemukan kembali uangnya. Selama setahun itu bu Irah berjualan gorengan setiap pagi sampai sore agar terkumpul uang untuk membeli kambing untuk berkurban tahun ini tapi kecelakaan itu membuat bu Irah harus mengubur kembali mimpinya untuk berkurban tahun ini.
Lalu ayah bertanya:
“Kasihan sekali bu Irah,”
“Iya yah, apakah Ayah bisa membantu bu Irah?” Andi memegang tangan Ayah yang sedang duduk
“Membantu bagaimana nak?” Ayah menengok ke arah Andi
“Tahun ini kita kurban kan yah?”
“Iya nak, tahun ini kita kurban satu ekor sapi,”
“Seperti yang Ayah bilang satu ekor sapi bisa untuk berkurban 7 orang kan yah?”
“Benar nak, lalu kenapa?”
“Ayah bisa tidak memasukkan nama bu Irah ke daftar 7 orang itu?”
“Bisa nak, untuk tahun ini biar bu Irah kurban masuk ke keluarga kita.” Ayah melanjutkan
“Tapi tahun depan bu Irah bisa kurban kembali dengan uang nya sendiri agar lebih apdol”
Andi terdiam lagi lalu berkata :
“Ayah bisa antar aku kerumah bu Irah, kita harus memberi tahu bu Irah yah kalau tahun ini dia bisa berkurban?”
“Apakah kamu tahu rumahnya nak?”
“Aku tahu yah kemarin bu Irah memberiku alamatnya,”
“Baiklah Ayah antar sekarang.”
Ternyata rumah bu Irah tidak terlalu jauh dari rumah Andi, karena asik mengobrol dengan Ayah aku tak sadar kalau aku sudah sampai di depan rumah bu Irah, lalu aku turun dan menghampiri bu Irah yang sedang duduk di depan rumah.
“Bu Irah,” Andi berlari karena tidak sabar memberi tahu kabar baik kepada bu Irah.
“Iya Andi, ada apa?” bu Irah yang tampak masih sedih menjawab Andi dengan suara yang pelan.
“Ibu sekarang ikut aku, ibu bisa kurban tahun ini?”
“Sudah nak, Ibu kurban tahun depan saja.”
Mendengar bu Irah berkata seperti itu Andi dan Ayahnya terdiam dan merasa terharu karena bu Irah sangat sabar dan mau menunggu dan mengumpulkan kembali uang agar tahun depan bisa berkurban. Lalu Ayah Andi mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya dan memberikan uang tersebut kepada bu Irah.
“Ini ada uang sedikit untuk ibu, ibu bisa pakai untuk modal terlebih dahulu jika ibu tidak mau berkurban tahun ini.”
“Terimakasih pak, tapi saya tidak bisa menerima uang itu.”
“Tidak apa-apa bu, ambil saja.”
“Tapi saya tidak tahu harus menggantinya dengan apa pak, saya tidak punya apa-apa.”
“Jangan pikirkan itu bu, pakai ini untuk modal berjualan gorengan, saya ikhlas tidak mengharapkan apapun dari ibu.”
“Iya bu ambil saja!” ujar Andi sambil tersenyum
Sebenarnya bu Irah enggan mengambil uang pemberian Ayah Andi tapi bu Irah juga sangat membutuhkan uang itu untuk modal berjualan agar dia bisa menabung untuk berkurban tahun depan, karena bu Irah sudah bertekad harus berkurban dengan uang hasil keringat nya sendiri.
“Baik pak, saya ambil uang ini tapi ketika saya sudah ada cukup uang untuk mengganti, saya akan mengganti uang bapak.”
“Jangan pikirkan itu bu,”
“Terimakasih atas kebaikan bapak dan Andi semoga Allah membalasnya.”
“Aminnn.” Andi dan Ayahnya mengangkat kedua tangannya.
            Setelah memberikan uang kepada bu Irah Ayah dan Andi pulang kembali ke rumah, lalu Ayah berkata intinya semua niat yang baik pasti ada jalannya, walaupun bu Irah sudah tua bu Irah tidak mau mendapatkan sesuatu itu secara instan, perlu perjuangan dan pengorbanan untuk segala sesuatu, karena percayalah tiada hasil yang menghianati usaha. Dan bu Irah termasuk orang yang mau berkurban waktu  dan menunggu tahun depan agar bisa berkurban. Allah bersama orang yang sabar dan mau berusaha, ini pembelajaran untuk kita semua untuk mendapatkan sesuatu itu tidak selalu mudah harus sabar dan terus berusaha, pantang menyerah dalam melakukannya. Allah pasti akan mengabulkan doa-doa kita tapi ada waktunya, jadi ketika apa yang kita harapkan belum tercapai jangan pernah berprasangka buruk terhadap takdir Allah, karena tau mana yang terbaik untuk hambaNya.



*******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar