BERQURBAN WAKTU
By Melisa
Pada suatu
pagi yang cerah semua umat islam berbondong-bondong menuju masjid untuk
melaksanakan ibadah shalat sunah idul adha di lanjutkan dengan pemotongan hewan
qurban. Andi seorang anak yang masih berusia 7 tahun pergi ke masjid bersama
orang tua serta kakaknya, setelah selesai melaksanakan shalat sunah Andi
bertanya kepada ayahnya.
“ Ayah apa
idul adha itu?” ujarnya sambil melihat hewan-hewan yang akan di sembelih di
sekitar masjid
Ayah andi
tersenyum melihat anak kecilnya kebingungan, lalu segera ayahnya menjelaskan.
Idul Adha
adalah hari raya islam. Pada hari ini diperingati peristiwa kurban, yaitu
ketika Nabi Ibrahim (Abraham), yang bersedia mengorbankan putranya Ismail untuk
Allah, ketika akan menyembelih anaknya Allah mengganti Ismail dengan domba.
Pada hari ini umat islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan shalat ied
bersama-sama di lapang, seperti ketika merayakan hari raya Idul Fitri, setelah
shalat dilakukan peyembelihan hewan kurban untuk memperingati perintah Allah
kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya.
Hari raya Idul
Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijah, hari ini jatuh persis 70 hari
setelah perayaan Idul Fitri, hari ini juga beserta hari-hari Tasyrik di
haramkan berpuasa bagi umat Islam. Pada hari raya Idul Adha, kaum muslimin
selain di anjurkan melakukan shalat sunnah dua rokaat juga di anjurkan untuk
menyembelih binatang kurban bagi yang mampu. Anjuran kurban ini bermula dari
kisah penyembelihan Nabi Ibrahim kepada putranya Nabi Ismail.
Peristiwa ini
memberi kesan bagi kita, betapa tidak Nabi Ibrahim yang telah menunggu
kehadiran buah hati selama bertahun-tahun, ternyata di perintahkan oleh Allah
untuk menyembelih putranya sendiri. Nabi Ibrahim di tuntut untuk memilih antara
melaksanakan perintah tuhan atau mempertahankan buah hati dengan konsekuensi
tidak mengindahkan perintahNya. Sebuah pilihan yang sangat sulit. Namun karena
didasari ketakwaan yang kuat, perintah Allah pun dilaksanakan, dan pada
akhirnya Nabi Ismail tidak di sembelih digantikan oleh Allah dengan seekor
domba. (QS. Al-Shaffat:102-109)
Andi memeluk Ayahnya sambil
berkata.
“hmmm, iya ayah sekarang aku mengerti.”
“Andi memang anak yang cerdas.”
Ujar Ayah sambil mencubit pipi Andi
Andi yang penasaran melihat
langsung penyembelihan hewan kurban mengajak Ayahnya ke tempat penyembelihan
hewan kurban, disana sudah banyak hewan yang akan segera di potong, Andi
bertanya kembali kepada Ayah.
“Ayah kenapa ada sapi dan
kerbau, bukankah yang menjadi hewan untuk kurban hanya kambing/domba saja?”
Ayah menjelaskan kembali kepada
Andi sambil duduk di antara orang-orang yang ada di sana.
“Tidak nak,”
Ada beberapa hewan yang bisa
dijadikan sebagai hewan kurban diantarnya:
·
Kambing Ternak
berlaku untuk satu orang
·
Domba Peliharaan
berlaku untuk satu orang
·
Sapi berlaku untuk
7 orang
·
Kerbau berlaku
untuk 7 orang
·
Onta berlaku untuk
10 orang
Selain dengan menggunakan
binatang ternak yang telah ditentukan tersebut, hewan kurban memiliki memiliki
beberapa syarat lain. Syarat itu seperti:
·
Keadaan hewan
kurban yang tidak cacat fisik
·
Usia hewan yang
sudah cukup umur (satu tahun lebih untuk domba; dua tahun lebih untuk kambing, sapi,
dan kerbau; dan lima tahun untuk unta)
Andi terdiam sambil memegang
permen, lalu ayah Andi bertanya?
“Kamu kenapa nak?”
“Aku ingat dengan ibu-ibu yang
kemarin yah,”
“Ibu-ibu yang mana?”Ayah
kebingungan
“Ibu-ibu yang kemarin ada di
depan sekolahku yah?’’
“Apa
yang terjadi nak?”
Andi
menceritakan tentang ibu-ibu yang dia temui kemarin.
Ketika aku sedang menunggu Ayah menjemput, aku melihat
seorang ibu-ibu yang sedang duduk karena kelelahan, aku menghampirinya sambil
memberinya air minum yang aku bawa dari rumah. Namanya bu Irah Dia bercerita
tentang keinginannya untuk berkurban, tetapi uang yang sudah dikumpulkan selama
satu tahun itu hilang ketika bu Irah pergi ke pasar untuk membeli hewan kurban,
ketika bu Irah sedang asik memilih dan bernego harga kambing bu irah lupa
meletakkan dompetnya di dalam tas yang terbuka, entah jatuh atau ada yang
mengambil ibu Irah tidak tau, dia yang panik ketika sadar dompet yang berisi
uang itu tidak ada dalam tas nya dia menangis dan mencari kesana-kemari, tapi
nihil bu Irah tidak menemukan kembali uangnya. Selama setahun itu bu Irah berjualan
gorengan setiap pagi sampai sore agar terkumpul uang untuk membeli kambing
untuk berkurban tahun ini tapi kecelakaan itu membuat bu Irah harus mengubur
kembali mimpinya untuk berkurban tahun ini.
Lalu ayah bertanya:
“Kasihan sekali bu Irah,”
“Iya yah, apakah Ayah bisa
membantu bu Irah?” Andi memegang tangan Ayah yang sedang duduk
“Membantu bagaimana nak?” Ayah
menengok ke arah Andi
“Tahun ini kita kurban kan
yah?”
“Iya nak, tahun ini kita kurban
satu ekor sapi,”
“Seperti yang Ayah bilang satu
ekor sapi bisa untuk berkurban 7 orang kan yah?”
“Benar nak, lalu kenapa?”
“Ayah bisa tidak memasukkan
nama bu Irah ke daftar 7 orang itu?”
“Bisa nak, untuk tahun ini biar
bu Irah kurban masuk ke keluarga kita.” Ayah melanjutkan
“Tapi tahun depan bu Irah bisa
kurban kembali dengan uang nya sendiri agar lebih apdol”
Andi terdiam lagi lalu berkata
:
“Ayah bisa antar aku kerumah bu
Irah, kita harus memberi tahu bu Irah yah kalau tahun ini dia bisa berkurban?”
“Apakah kamu tahu rumahnya
nak?”
“Aku tahu yah kemarin bu Irah
memberiku alamatnya,”
“Baiklah Ayah antar sekarang.”
Ternyata rumah bu Irah tidak
terlalu jauh dari rumah Andi, karena asik mengobrol dengan Ayah aku tak sadar
kalau aku sudah sampai di depan rumah bu Irah, lalu aku turun dan menghampiri
bu Irah yang sedang duduk di depan rumah.
“Bu Irah,” Andi berlari karena
tidak sabar memberi tahu kabar baik kepada bu Irah.
“Iya Andi, ada apa?” bu Irah
yang tampak masih sedih menjawab Andi dengan suara yang pelan.
“Ibu sekarang ikut aku, ibu
bisa kurban tahun ini?”
“Sudah nak, Ibu kurban tahun
depan saja.”
Mendengar bu Irah berkata
seperti itu Andi dan Ayahnya terdiam dan merasa terharu karena bu Irah sangat
sabar dan mau menunggu dan mengumpulkan kembali uang agar tahun depan bisa
berkurban. Lalu Ayah Andi mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya dan
memberikan uang tersebut kepada bu Irah.
“Ini ada uang sedikit untuk
ibu, ibu bisa pakai untuk modal terlebih dahulu jika ibu tidak mau berkurban
tahun ini.”
“Terimakasih pak, tapi saya
tidak bisa menerima uang itu.”
“Tidak apa-apa bu, ambil saja.”
“Tapi saya tidak tahu harus
menggantinya dengan apa pak, saya tidak punya apa-apa.”
“Jangan pikirkan itu bu, pakai
ini untuk modal berjualan gorengan, saya ikhlas tidak mengharapkan apapun dari
ibu.”
“Iya bu ambil saja!” ujar Andi
sambil tersenyum
Sebenarnya bu Irah enggan
mengambil uang pemberian Ayah Andi tapi bu Irah juga sangat membutuhkan uang
itu untuk modal berjualan agar dia bisa menabung untuk berkurban tahun depan,
karena bu Irah sudah bertekad harus berkurban dengan uang hasil keringat nya
sendiri.
“Baik pak, saya ambil uang ini
tapi ketika saya sudah ada cukup uang untuk mengganti, saya akan mengganti uang
bapak.”
“Jangan pikirkan itu bu,”
“Terimakasih atas kebaikan
bapak dan Andi semoga Allah membalasnya.”
“Aminnn.” Andi dan Ayahnya
mengangkat kedua tangannya.
Setelah memberikan uang kepada bu Irah Ayah dan Andi
pulang kembali ke rumah, lalu Ayah berkata intinya semua niat yang baik pasti
ada jalannya, walaupun bu Irah sudah tua bu Irah tidak mau mendapatkan sesuatu
itu secara instan, perlu perjuangan dan pengorbanan untuk segala sesuatu,
karena percayalah tiada hasil yang menghianati usaha. Dan bu Irah termasuk
orang yang mau berkurban waktu dan
menunggu tahun depan agar bisa berkurban. Allah bersama orang yang sabar dan
mau berusaha, ini pembelajaran untuk kita semua untuk mendapatkan sesuatu itu
tidak selalu mudah harus sabar dan terus berusaha, pantang menyerah dalam
melakukannya. Allah pasti akan mengabulkan doa-doa kita tapi ada waktunya, jadi
ketika apa yang kita harapkan belum tercapai jangan pernah berprasangka buruk
terhadap takdir Allah, karena tau mana yang terbaik untuk hambaNya.
*******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar