Kamis, 05 Februari 2015

Buku Jendela Dunia




Konon katanya dahulu ketika kertas ditemukan di China sekitar abad ke 2 masehi para pembesar kerajaan merasa cemas. Dengan ditemukannya kertas maka ilmu pengetahuan akan berkmbang pesat dan pemikiran manusiapun akan meningkat maju. Ketika masyarakat masih mudah dimanfaatkan untuk kepentingan kekuasaan kerajaan, salah seorang diantara mereka ada yang bertanya “Jika masyarakat menjadi cerdas maka siapa yang mau mati di medan perang?”
Cerita diatas sedikit memberikan gambaran mengenai fungsi dan manfaat dari adanya buku bagi masyarakat. Ya, kita semua mengetahui. Buku adalah sebuah benda yang mengandung pengetahuan pengetahuan yang terhimpun yang merupakan karangan atau tulisan orang lain. Buku dianggap sebagai gudangnya ilmu karena ilmu terhimpun dan tersimpan dalam lapisan kertas demi kertas yang kemudian dijilid dan diberinama buku.
Buku tidak dapat lepas dari ilmu. Karena buku adalah alat atau sarana dalam memperoleh, mengembangkan, atau menciptakan sebuah ilmu. Ilmu ilmu yang berkembang pesat pada zaman modern ini tak lepas dari perkembangan keilmuan yang ditemukan oleh para ilmuan zaman dahulu yang tersimpan rapi dalam tumpukan buku. Meskipun para peneliti dan ilmuan zaman dahulu telah tiada namun pengetahuan mereka masih tersimpan dalam buku hingga kini sehingga ilmu mereka dapat dikembangkan oleh generasi masa kini. Kita membayangkan jika tidak ada buku maka ilmu pengetahuan tidak akan berkembang pesat seperti sekarang. Jika buku tidak ditemukan maka pengetahuan akan hanya tersebar melalui mulut ke mulut dan tidak bisa di verivikasi atau dicek kebenarannya sebagaimana cerita cerita yang kita dapatkan dari nenek moyang kita yang sering didongengkan pada kita sebelum tidur ketika kecil. Dengan adanya buku transfer ilmu pngetahuan dari generasi ke generasi menjadi valid dan dapat dipertanggung jawabkan.
Fungsi buku di zaman sekarang menjadi lebih luas lagi. Buku tidak hanya berfungsi sebagai transfer ilmu pengetahuan antar generasi tetapi menjadi transfer ilmu pengetahuan antar bangsa bangsa di dunia dalam satu generasi. Terlebih di era global dimana batas batas waktu dan jarak seolah tiada. Dunia menjadi kecil. Maka buku seolah berubah menjadi jendela dunia. Dalam tulisan tulisan sebuah buku kita dapat mengintip beragam peristiwa, pemikiran, pandangan, penemuan, dan keyakinan keyakinan masyarakat di seluruh dunia. Sehingga seolah olah dunia berada dalam genggaman kita. sehingga pada tahap selanjutnya masyarak merasa harus ada sebuah bahasa yang dapat mengakomondasi kebutuhan dan tuntutan zaman yang mengintegrasikan atau menyatukan semua bangsa di dunia yang akhirnya ditetapkannya bahasa inggris sebagai bahasa internasional. Hingga kini kita dapati beragam ilmu pengetahuan tersimpan dalam buku buku berbahasa inggris.
Negara Negara besar dan maju saat ini terutama di bidang ekonomi dan teknologi umumnya memiliki system pendidikan yang bagus dimana pendidikan menjadi basis pembangunan yang utama bagi masyarakat. Hal tersebut memungkinkan dibangunnya sekolah, universitas, dan perpustakaan yang berkualitas. Sehingga memicu masyarakatnya untuk memiliki minat dan gairah membaca yang tinggi. Hal tersebut berbeda dengan di Indonesia dan umumnya Negara Negara berkembang pasca kolonialisme abad ke 19. Meskipun beberapa Negara tersebut kini mulai merintis menuju Negara maju seperti Malaysia, singapura, dan china. Di Indonesia perkembangan sekolah, universitas, dan perpustakaan masih rendah dan tumbuh melambat. Sehingga berakibat pada rendahnya minat baca masyarakat. Tak jarang kita menemukan sekolah sekolah di pelosok tak memiliki perpustakaan. Atau tidak memiliki buku buku yang layak. Para pelajar dikota kota besar pun tak jarang memiliki minat baca yang rendah akibat menjamurkan teknologi huburan seperti media sosial dan gadget gadget terbaru.
Penulis juga menyadari betapa rendahnya minat baca dikalangan mahasiswa Indonesia sendiri. hal tersebut tercermin ketika banyaknya mahasiswa yang asal copy paste ketika mendapatkan tugas dari dosen. Entah itu mengcopy dari internet atau dari tugas teman temannya. Rendahnya kebiasaan membaca juga akan berakibat pada kurangnya kemampuan diri dalam menulis. Seringkali para mahasiswa Indonesia kurang memiliki keterampilan menulis salah satunya diakibatkan oleh kurangnya kebiasaan membaca. Dalam ilmu sosiologi, kondisi ini tecipta akibat dari konstruksi sosial atau bangunan sosial yang terbangun oleh banyak factor. Jadi kondisi seperti ini diakibatkan oleh kondisi ekonomi, sosial, dan budaya yang membentuk mahasiswa dan pelajar Indonesia saat ini. Untuk menyelesaikan masalah ini tidak hanya berfokus pada satu factor saja melainkan banyak factor.
Namun kesadaran mengenai pentingnya buku dan pentingnya membaca tersebut harus mulai dari diri sendiri karena dengan begitu setiap orang akan mengusahakan supaya dirinya gemar membaca. Untuk memiliki kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang mumpuni saat ini jelas ia harus menjadi orang yang gemar membaca dan meluangkan waktu yang banyak di perpustakaan atau bergelut dengan buku.
Meskipun, kegiatan membaca sebenarnya tidak bisa digeneralisasikan pada setiap orang atau berbagai golongan dalam masyarakat. Pada kalangan akademis misalnya, usaha untuk menularkan minat membaca ialah bukan dengan cara mengajari membaca dengan baik, melainkan sudah pada tahap penafsiran. Mereka harus diajak untuk menafsirkan apa yang telah dibaca dengan baik dan benar. Berbeda pada kalangan masyarakat luas atau pada para pelajar pemula usaha untuk menularkan minat baca ialah dengan cara bagaimana supaya mereka mendapatkan informasi sebanyak banyaknya. Bahkan di Indonesia masih ada kalngan masyarakat, entah itu orang tua dan anak anak, yang masih buta hurup, maka usaha yang harus dilakukan adalah mengajari dan mengenalkan cara membaca dan mengenal hurup.
Maka ungkapan buku adalah gudangnya ilmu, dan membaca adalah kuncinya adalah masih relevan di zaman sekarang. Terlebih buku adalah jendela dunia, artinya kita hanya perlu untuk membuka buku, jika ingin melihat dan menengok kondisi dunia saat ini. Buku tidak pernah dilepaskan dari khazanah ilmu pengetahuan. Buku adalah kunci kemajuan peradaban sebuah bangsa. Dengan buku itulah jembatan emas pemikiran manusia terbentang untuk  menjadikan manusia berpengetahuan luas, berwawasan, maju dan beradab. Namun buku hanya menjadi tumpukan benda yang tak berguna jika tidak ada kemauan untuk membaca. Maka dari itu, marilah kita mulai membaca buku, memiliki kegemaran untuk mmbaca buku, buku apasaja, terutama buku buku yang memuat ilmu pengetahuan, sehingga nantinya kita menjadi generasi cemerlang yang membawa bangsa menuju kemajuan dan kesejahteraan manusia sepanjang jaman.

Amir Abdullah
Sosiologi Unsoed
Ketua Duta Baca Soedirman 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar