By : A1D016185
Haiii ketemu lagi nih di chapter aku berikutnya. Apa kabar? Aku baik kok, tenang aja hahaha...
Aku galau nih akhir-akhir ini cuacanya labil banget, bener gaksi? Iyakan.
Udah masuk musim penghujan sepertinya. Siapkan payung sebelum hujan ya guyss.
Kamu tau apa itu Petrichor? Aku penggila Petrichor loh. Wah ada yang sama kaya aku ya.
Petrichor itu apaa sih? Petrichor adalah aroma bersahaja yang dihasilkan ketika hujan jatuh pada tanah kering. Bagi sebagian orang mungkin ini freak, tapi engga buat aku.
Dari dulu aku suka hujan, bahkan berjalan di bawah rintik hujan pun aku suka. Tsahhh.. apalagi hujan-hujanan bersama kamu, iya kamu, kamu yang masih dirahasiakan Allah buat aku hahah.
Galau banget mba wkwkw, tapi serius deh hujan itu bikin tenang, pernah ngerasain kan? Kalo belum yuk monggo main hujan-hujanan sama aku. #tidaktakutkotor
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang hijau itu biji-bijian yang banyak...” (QS Al-An’am : 99) Maha benar Allah atas segala firman-Nya.
Fakta yang paling misterius dan mengejutkan para ilmuan adalah hujan memiliki kemampuan untuk menghipnotis manusia untuk meresonansikan ingatan masa lalu. Dan tanpa bisa mendapatkan bukti ilmiah, para ilmuan hanya bisa menyimpulkan “Di dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yg rindu”. Uwwww totwittt<3
Exactly right, Aku pernah rasain hal itu. Terlepas dari percaya atau tidaknya, mitos itu memang benar adanya. Aku rindu rumah, aku rindu teman-temanku, terlebih aku juga teramat rindu kedua orang tuaku. Ada masa ketika suatu hal sangat sulit diungkapkan dengan kata-kata. Aku memendam ini tanpa seorang pun yang tau. Ku ceritakan rinduku kepada dinding kamar kost.
Ironis memang aku juga merindukan dia yang ‘mungkin’ tidak sama sekali merindukanku.
Kuhirup aroma petrichor yang khas dari sudut jendela kamar kost, masih sama, harum dan membuat nyaman. Sempat terbersit untuk mengabadikan butir demi butir air hujan yang turun dari langit, tapi sudahlah, ku urungkan niatku karena ternyata suhu di luar begitu rendah. Aku menggigil, dingin dan menusuk tajam sekali.
Sejatinya semua senja pasti punya cerita yang berbeda. Yap, senja yang kurasa kini begitu indah. Aku bahagia dan tertawa kecil. Kamu tau apa yang aku suka dari pelangi? Tepat sekali. Disamping warnanya yang bermacam-macam, aku suka pelangi karena bisa dilihat dari kejauhan, ya meski semu.
“Aku adalah hujan. Jika kau tak suka, silahkan berteduh” – Pidi Baiq
See you in the next chapter.